40. Rahasia Satu

56 7 0
                                    

"Bacot lo Sam! Gue kesini mau ngomong sesuatu sama lo," Ucap Fauzan.

Jiwa sungguh takut sekarang, di hadapannya berdiri banyak Lelaki anggota Xander dengan postur badan yang tinggi dan kekar, mirip sekali Bodyguar.

"Apa?"

"Lo gak usah pura-pura gak tau anjir."

"Sans, Ayok masuk," Ucap Samudra sambil terkekeh.

"Ayok Ji," ajak Fauzan sambil menoleh kebelakang.

"I-ya," Ucap Jiwa gugup.

"Lo gak perlu takut, gue udah calling-calling nih Bocah gila."

Jiwa menganggukkan kepalanya singkat, lalu ia mulai berjalan mengikuti Samudra dan Fauzan dari belakang. Matanya tak henti-hentinya menatap sekeliling markas Xander, ternyata dibalik bangunan tua yang cukup menyeramkan di dalamnya cukup terawat dan bersih.

"Gue gak nyangka ternyata markas lo bagus juga. Gue saranin depan benerin juga, biar markas lo gak dikira kuburan."

"Ini gue lagi ngumpulin dana," Ucap Samudra santai, ia sama sekali tak tersinggung.

Fauzan terhenyak, ternyata sahabatnya atau mantan ini tak banyak berubah. Samudra masih sesantai dulu.

Langkah Samudra membawanya kesebuah ruangan dengan pintu yang di cat berwarna hitam.

"Ayo masuk, jangan sungkan," Ucap Samudra sambil terkekeh.

Ceklek

Ia membuka pintu itu, sebenarnya ruangan ini adalah ruangan pribadinya.

"Kenapa? Gue rasa masalah serius kaya gini butuh privasi."

"Iya, lo bener."

Fauzan menganggukkan kepalanya singkat lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam, diikuti Jiwa.

Sementara Samudra masih berdiri disamping pintu, lalu menguncinya. Ia melangkah menuju single sofa mendudukkan bokongnya disana.

"Kalian duduk, disini banyak sofa," sindir Samudra, lagi-lagi ia buat kesal dengan tingkah kaku Fauzan yang hanya berdiri di hadapannya.

"Oke," ucap Fauzan lalu duduk di sofa yang berada di samping Samudra di ikuti Jiwa.

Jiwa sedari bingung, ia seperti Anak Ayam yang yang mengikuti Induknya.

"Jadi?" tanya Samudra sambil duduk bersandar disofa dengan kedua kaki menyilang.

"Langsung ke intinya, gue gak ada waktu," ucap Fauzan.

"Santai Zan, kita disini ngomong baik-baik, bukan mau adu jotos," ucap Samudra sambil terkekeh. Retina matanya menangkap gadis yang tampak gelisah duduk disamping Fauzan.
"By the why cewek ini pacar lo?"

"Bukan, dia...." Fauzan bingung cara memperkenalkan gadis disebelahnya, lagi pula ia juga sama sekali tak ingin menjelaskan ataupun memberitahu apapun pada Samudra. Ah, ia ingat Samudra pasti sudah tahu semuanya.

"Dia Jiwa, pacarnya Gara atau yang biasa lo panggil Raga," tukas Fauzan.

Samudra mendelik, apakah Fauzan sudah tahu, tapi rasanya tidak mungkin.  Ia ragu sekarang. "Lo...udah tau?"

"Udah, semuanya jelas. Lo sama Gara kerja sama buat hancurin Cakra."

"Gara memang masih hidup, tapi gue sama sekali gak kerja sama apapun sama Gara."

"Lo pikir gue goblok! Jelas-jelas Gara bagian dari Xander, gue harusnya duga  lebih awal. Gara Raga nama paling cocok buat penjahat."

Samudra menatap Fauzan, lalu tersenyum kecut. "Ternyata lo masih bego Zan."

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang