Fauzan saat ini sedang berjalan santai menaiki tangga menuju kelasnya, tangannya penuh berbagai bingkisan yang dibungkus sangat cantik.
Saat sudah sampai di depan kelasnya, Fauzan mendorong pintu itu dengan punggungnya karna tangannya kewalahan.
Fauzan berjalan menghampiri ketiga sahabatnya yang sedang duduk sambil menatapnya dengan heran.
"Lah sejak kapan sih Fauzan punya fans? Tuh liat ada bunga segede gaban lagi," ucap Arthur sedikit berbisik.
"Dari fans Cakra mungkin?" jawab Daffa sambil mengedikkan bahunya.
Arthur bangkit, lalu menghadang Fauzan dengan tangannya.
"Tunggu.""Kenapa sih Ar? Lo mau? ambil," ucap Fauzan, lalu langsung melempar salah satu bingkisan tersebut.
"Dari siapa?" tanya Daffa penasaran.
"Titipan dari fans-nya Big Bos,
hari ini ketua Andalas ulang tahun, sayangkan kalo nolak rezeki," jelas Fauzan dengan polosnya."Terus kenapa tuh bunga segede gaban lo bawa juga?" tanya Arthur menatap heran kearah Fauzan.
Fauzan menyengir lebar.
"Sayang aja kalo dibuang, mending gue kasih ke neng Kara aja."Arthur langsung menjitak kepala Fauzan. "Gila lo! Adek gue dikasih barang bekas gini, gak sudi."
"Ini baru tau Ar,cium," ucap Fauzan sambil menodongkan bunga itu ke hidung Arthur.
Arthur langsung mendorong bunga itu, baunya sangat aneh. Mendadak merasa ia sedikit mual. "bau nya macam bunga bangkai."
"Masa sih? Perasaan tadi wangi?" kata Fauzan lalu mengendusnya.
"Bekas tangan lo jadi bau," timpal Daffa sambil terkekeh.
"Wah minta di tonjok lo Fa. Tapi beneran bau sih buang aja," ujar Fauzan lalu melempar bungan itu ke kotak sampah bahkan beserta surat yang berada diatasnya.
"Buset main buang aja lo, ada suratnya tuh," ucap arthur.
"Lo mau bacain buat Big Bos? Gue sih igah. Lagian mana mau Big Bos dengerin," ucap Fauzan acuh, lalu mengambil kotak berisi kue pie.
"Titipan tapi lo embat," sarkas Daffa.
"Big bos, ini bolehkan gue makan?" tanya Fauzan sambil menunjuk kue pie yang berada ditangannya, diangguki malas oleh Cakra. "Yes!!"
Fauzan langsung membukanya kasar, ia tak sabar merasakan manis di indra pencecapnya.
"Kalo fans Cakra tau ngamuk tuh,"celetuk Arthur.
"Gak bakalan tau. Kalo lo mau tinggal ambil, iyakan Big Bos?" kata Fauzan sambil melirik Cakra.
Cakra, laki-laki itu sedari tadi hanya diam dengan telingan yang tersumpal airphone.
"Hm," dehem Cakra lalu menelungkupkan wajahnya ke meja.
Fauzan langsung tersenyum penuh kemenangan. "Tuhkan Big Bos aja gak marah, ngapain lo berdua yang sewot."
Arthur dan Daffa saling melemparkan tatapannya, lalu menatap jengah Fauzan.
"Lagian ini bentuk kasih sayang gue sama Big Bos tau, kalo hadiah fans-nya diterima meraka gak bakal rusuh lagi," ucap Fauzan, ia membanggakan dirinya sendiri.
Daffa berdecih,"Itu mah akal-akalan lo, biar dapet makanan gratis bego "
"Weh ngatain gue bego lo Fa, justru gue ini cerdas. Kalo kata Emak gue pamrih nolak pemberian orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma[Complete]
Roman pour AdolescentsKisah seorang remaja menengah SMA yang kehilangan jati dirinya, ia yang harus berpura-pura menjadi orang lain karna sebuah kesalahan. Sebuah rahasia yang akhirnya melenyapkan kepribadiannya, ia yang memiliki sosok lain dalam dirinya, atau orang awam...