Sekarang markas Andalas tampak begitu ramai dengan seluruh anggotanya akan menyerang markas Xanderr, mereka semua dibuat bimbang dengan keberadaan sang ketua Andalas yang sedari tadi tak kunjung datang bahkan nomor teleponnya saat ini tak bisa dihubungi.
"Hallo Tante?" ucap Fauzan menghubungi orang tua Cakra.
"Iya, ada apa ya Fauzan?"
"Cakranya ada Tante?"
"Cakra?"
"Iya Tante, dari tadi nomornya gak aktif."
"Eh....Cakra ada dirumah, tapi sekarang Cakranya lagi demam tinggi jadi perlu istirahat."
"Hah! Kok bisa? padahal tadi sore Cakra masih mode maung loh tan?" Kata Fauzan lalu terkekeh.
"Hehe...namanya juga lagi sakit Zan,datengnya bisa tiba-tiba."
"Gitu ya Tante."
"Ada keperluan apa ya? Nanti biar tante yang sampaiin sama Cakra"
"Gak ada kok Tan, kalo gitu Fauzan tutup dulu telponnya Tante."
"Iya Fauzan."
"Gimana?" tanya Daffa, ia sangat penasaran.
Fauzan tersenyum mengejek.
"Demam tinggi Bro."Daffa mengerutkan keningnya.
"Lah bukanya tadi sore masih...""Daffa bego,namanya juga orang sakit, " ucap Fauzan menyela Daffa.
"Ehem, kalian serius mau nyerang markas Xander tanpa Cakra?" tanya Arthur.
"Gue oke-oke aja," kata Daffa dengan enteng.
Fauzan tersenyum miring, lalu mengelus dagunya sendiri. "Gue juga oke, selama gue dideket Daffa pasti muka ganteng gue tetep aman."
Daffa melirik tajam Fauzan, lalu menoyor kening Fauzan. "Lo pikir gue bodyguar lo babi."
"Iya, lo kan temen gue. Nanti kalo gue mati nangiskan lo," ucap Fauzan sambil terkekeh.
"Najis."
Arthur berdehem pelan.
"Saran gue mending kita batalin penyerangan di markas Xander.""Enggak!"teriak daffa.
"Jumlah anggota Andalas sama Xander kalah jauh, Cakra juga gak ada disini. Terlalu bahaya Daf," ucap Arthur.
"Gue gak peduli, yang mau mundur silahkan, dan yang mau maju kita langsung cabut ke markas Xander sekarang, " ujar Daffa dengan lantang.
Setelah membuat sebuah pengumuman tanpa mempertimbangakan nasihat dari Arthur, Daffa si laki-laki keras kepala dan susah dinasuhati langsung tancap gas menuju markas Xander, ternyata seluruh anggota Andalas memilih mengikuti Daffa, dibanding Arthur yang jelas-jelas wakil Ketua Andalas. Disini hanya tersisa Arthur dan Fauzan yang masih mematung ditempat.
"Gimana Ar? Gue takut sebenernya, mana Daffa gak mau jamin gue aman lagi. Bisa bonyok nih muka ganteng gue," ucap Fauzan, padahal ia juga mahir beladiri tak kalah dengan Daffa.
Dasar lebay. Batin Arthur.
"Banyak bacot lo Zan, cepet kita susul."
Tanpa babibu lagi Arthur dan Fauzan langsung menyalakan mesin motornya menuju markas Xander.
_________________
"Ar lo yakin ini tempatnya?" tanya Fauzan.
Meraka berdua sudah berhenti disebuah bangunan tua yang tampak usang, bahkan rumput hampir menutupi seluruh bangunan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma[Complete]
Novela JuvenilKisah seorang remaja menengah SMA yang kehilangan jati dirinya, ia yang harus berpura-pura menjadi orang lain karna sebuah kesalahan. Sebuah rahasia yang akhirnya melenyapkan kepribadiannya, ia yang memiliki sosok lain dalam dirinya, atau orang awam...