◜17◞ H-3 Menuju Pensi

6.1K 630 85
                                    

"Rasanya mau nyerah aja, tapi kalau gue nyerah yang jaga Papah siapa?"

☆☆☆

Karena Pensi sudah semakin dekat maka sekolah memilih meliburkan para murid untuk mempersiapkan semuanya.

Saat ini lapang utama sudah sangat ramai, pemasangan panggung besar sudah mendekati kata sempurna.

Anak-anak yang mengikuti lomba debat dengan berbagai kategori mata pelajaran juga tengah disibukkan. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk kelas mereka.

Sama halnya dengan Arsen dan Saga. Kedua cowok ini yang sama-sama mengikuti lomba tengah beristirahat dipinggir lapangan.

"Capek banget gue njir." Arsen merebahkan dirinya dengan nafas yang masih memburu.

Saga pun tak beda jauh dari Arsen, cowok manis itu menyadarkan tubuhnya pada pohon yang berada dibelakang nya.

"Sama gue juga, tuh pelatih ngak kira-kira nyuruh latihan."

Keringat mengucur deras di kening Saga yang masih menggunakan baju basketnya.

"Gara-gara temen lo nih, gue harus ikut basket juga. Kesel gue!" Saga mendelik tajam kearah Arsen yang tengah memanyunkan bibirnya.

"Ngak usah sok imut." Saga memukul bibir Arsen yang membuat sang empu meringis kesakitan.

"Sialan lo, Ga." Kesal Arsen.

Gio datang dari arah lapangan dan ikut mendudukkan dirinya disamping Saga.

"Gimana persiapan hampir selesai?" Tanya Saga pada Gio yang sedang membaca kertas yang sedari tadi ia bawa kemana-mana.

"Dikit lagi urusan panggung selesai."

Gio sangat sibuk hari ini, dirinya tidak mengikuti lomba karena baginya menjadi ketua osis saja sudah mengambil banyak waktunya. Apa lagi jika mengikuti lomba

"Eh iya gimana latihan lo sama Gladys, Ga?" Arsen ikut duduk disamping Saga.

"Lancar, hari-hari gue latihan sama dia." Seulas senyum tipis terbit di wajah tampannya.

Membayangkan setiap sore dirinya dan Gladys latihan bersama, bagaimana gadis itu kesal saat dirinya salah memetik kunci gitar. Semua hal tentang Gladys adalah bahagia nya.

"Emang lo bawain lagu apa?" Gio merasa penasaran dengan lagu apa yang akan dibawahkan oleh mereka berdua.

"Gak boleh tau, kata Gladys nanti aja dipanggung."

Arsen dan Gio menganggukkan kepalanya paham.

☆☆☆

Gladys mencari Saga sedari tadi, gadis itu membutuhkan kunci ruang musik untuk mengambil gitarnya.

Mata cantiknya menemukan Saga yang tengah bersantai dipinggir lapangan. Dia bingung, harus samperin Saga atau jangan.

Disana ada sahabat cowok itu, Arsen tak sengaja melihat Gladys yang berdiri disisi koridor. Mata cowok itu beberapa saat terkunci melihat Gladys.

Arsen menggelengkan kepalanya dan menepuk pundak Saga.

"Cewek lo tuh." Saga mengikuti arah pandangan Arsen dan melihat Gladys berdiri disana. Senyum nya terbit saat itu juga.

Saga melangkah kakinya dan berjalan menuju Gladys.

"Kenapa berdiri disini?" Gladys membeku sesaat melihat Saga yang berkeringat lengkap dengan baju basketnya. Ganteng.

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang