◜03◞ Tantangan Gladys

9.5K 939 28
                                    

"Cinta adalah saat lo menatap mata seseorang dan melihat semua yang lo butuhkan ada disana."

☆☆☆

Gladys melangkah kedua kaki menuju kelas, di setiap langkahnya banyak pandangan berbeda-beda yang ia dapatkan.

Tapi bagi Gladys bersikap tidak peduli jauh lebih penting, raut wajah tenang itu tersenyum kecil saat melihat pintu kelasnya.

"Assalamualaikum, pagi semuanya," sapa Gladys saat sudah berada didalam kelas.

"WAALAIKUMSALAM, PAGI JUGA GLADYS!!!" ucap mereka serentak.

Gladys tersenyum kecil dan berjalan menuju bangkunya, disana Keysa sedang menelungkup wajahnya. Gladys yakin bahwa gadis itu tengah tertidur.

"Key, bangun sebelum ada guru." Gladys dan menggoyangkan badan Keysa pelan.

Keysa menggeliat dari tidurnya, dia mengangkat wajahnya dan mengucek matanya menyesuaikan dengan cahaya.

"Lo udah dateng? Sejak kapan?" tanya Keysa.

"Baru," jawab Gladys.

Kesya mengerutkan keningnya saat melihat lebam di pipi kiri Gladys, "ini pipi loh merah karena apa?" tanya Keysa.

Gladys meringis kecil saat tangan  itu menyentuh pipinya, "Ini tadi gue kebentur makanya merah gini," ucap Gladys tenang.

Keysa menatap Gladys dengan tatapan bertanya, ke bentur katanya? Keysa tidak bodoh untuk mengenali warna kemerahan itu.

"Kebentur? nggak ada ke bentur warna merah dan ada jiplakan tangan, Dys." 

Gladys tertegun sesaat, Keysa mengetahui bahwa dia berbohong. Tidak mungkin Gladys mengatakan hal yang sebenarnya.

"Itu kar—"

"Selamat pagi anak-anak!" ucap Bu Ratna memotong ucapan Gladys.

Gladys mengembuskan nafas nya lega, setidaknya saat ini dia aman dari tatapan intimidasi yang dilayangkan Keysa kepadanya.

☆☆☆

"Ini pada janjian ya nggak bawa bekal hari ini?" Gladys menatap mereka satu persatu, aneh saja sudah 2 hari Gladys berada di kelas ini baru kali dia melihat mereka tidak membawa bekal.

"Iya Dys, setiap hari Rabu sama Jumat kita memang nggak bawa bekal, jadi kita makan di kantin sekarang." Riski dan merangkul bahu Gladys. Memang Riski lumayan dekat dengan Gladys.

"Betul, lo juga belum liat kantin kita kan. Jadi yuk kantin!" ajak Aura dan diangguki oleh beberapa dari yang lain.  

"Yang mau beli makan dan makan di kantin silahkan dan juga yang beli makanan aja terus mau balik ke kelas juga boleh." jelas Adam

"Yaudah yuk kantin laper nih gue." Riski berjalan lebih dulu dengan Gladys yang berada di rangkulannya, diikuti oleh seluruh murid 11 IPA 3. 

Saat melewati koridor berbagai tatapan dilayangkan kepada murid berjumlah 30 orang itu, tatapan tak suka lebih mendominasi.

Tapi tatapan orang-orang teralihkan pada gadis mungil berwajah tenang yang sedang dirangkul oleh Riski. Siapa gadis itu? Sejak kapan kelas 11 IPA 3 kedatangan murid baru?

Tiba di kantin mereka semua mulai berpencar, tanpa mempedulikan tatapan orang-orang kepada mereka. Gladys yang melihat tatapan tak suka yang terang-terangan dilayangkan ke kelasnya mulai jengkel sendiri.

"Nggak usah peduliin mereka, udah biasa gitu," ucap Tasya yang berdiri disamping Riski.

"Bener, mending kita cari tempat kosong buat makan. Asli perut gue udah minta diisi."

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang