◜32◞ Sebuah Kenyataan

4K 433 21
                                    

"Sudah gue coba, tapi nyatanya gue nggak bisa."

☆☆☆

Arsen, Gio dan Galen saat ini berada disalah satu cafe outdoor. Sebenarnya mereka ingin mengajak Saga namun hp cowok itu tidak bisa dihubungi.

"Bangsat! Kalah kan gue." Arsen meletakkan kasar ponselnya pada meja.

Sudah sedari tadi cowok itu bergelud dengan game nya dan sudah berkali-kali pula dirinya gagal.

"Nggak pro sih lo, makanya kalah terus." Galen mengambil kopi yang ia pesan dan meminumnya.

Arsen menatap Galen tajam. "Dih, lo juga kalah terus ya Muhidin," Galen menatap Arsen datar.

Arsen sangat suka mengubah nama orang, dari Galen menjadi Muhidin. Sangat jauh. Mau heran tapi ini Arsen.

"Mau kemana?" Arsen mengalihkan tatapannya pada Gio yang berdiri dari duduknya.

"Toilet, disini ada kan?" Arsen mengentuk jarinya di dagu.

"Coba tanya mbak-mbak itu ada nggak." Gio menganggukkan kepalanya.

Sebelum pergi Arsen memanggil cowok itu untuk meminjam ponsel Gio, biasanya dia lebih beruntung jika bermain di ponsel orang lain.

"Oke, mari kita mulai. Gue pastiin orang tamvan ini yang menang." Galen memutar bola matanya malas, Arsen adalah orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

"Kalau kalah lo traktir gue bakso Mang Jajang besok." Arsen menendang kaki Galen membuat cowok itu mendengus kesal.

Jari Arsen tak sengaja menekan tombol riwayat aplikasi yang sudah digunakan.

Mata Arsen yang tadinya hangat berubah tajam, tangan cowok itu terkepal kuat.

Kejutan apa lagi ini? Kenapa dia tidak menyadari apa yang disekitarnya, untuk sesaat Arsen menyalahkan dirinya yang kurang peka dengan sekitarnya.

Arsen berdiri dari duduknya dan menggebrak meja sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Galen terlonjak kaget.

"Lo kenapa sih? Main gebrak-gebrak aja?" Galen menatap Arsen heran, ada yang berbeda dari cowok itu. Galen tidak pernah melihat ekspresi itu.

Arsen mengabaikan pertanyaan Galen dan berjalan cepat kedepan, mata cowok itu menatap Gio yang berjalan kearahnya.

Gio yang melihat Arsen berjalan kearah mengerutkan keningnya bingung, ekspresi Arsen berbeda.

"Sini lo, sialan!" Arsen menarik kerah baju Gio dan menyeretnya kearah parkiran.

Semua pasang mata menatap mereka bertanya, sedangkan Galen berdecak kesal melihat mereka berdua. Cowok itu bangun dari duduknya dan menyusul Arsen dan Gio yang sudah menjauh.

Setelah sampai diparkiran Gio menyentak tangan Arsen, cowok itu menatap Arsen tajam. Apa-apaan ini?

"Lo apa-apaan sih, Sen?" Marah Gio dengan kedua tangan terkepal kuat. Dia merasa tidak terima saat Arsen menyeretnya di depan semua orang.

Napas Arsen memburu, wajah cowok itu memerah. Mengetahui fakta baru membuat diri dilingkupi emosi.

BUGH

Arsen melayangkan tangannya memukul Gio tepat di pipi kanan cowok itu. Membuat Gio jatuh tersungkur kebawah.

Arsen berjalan kearah Gio dan menarik kerah baju cowok itu membuat Gio berdiri linglung dihadapannya.

"MAKSUD LO APA BANGSAT!" Murka Arsen, cowok itu menatap Gio dengan pandangan tajam yang baru kali ini dia tunjukkan.

"Harusnya gue yang tanya sama lo, maksud lo apa nyeret sama mukul gue?!"

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang