"Lantas mana yang lebih baik?
Bertahan atau melepaskan? dan berakhir merelakan."☆☆☆
Sudah sejam lebih Gladys berkutat dengan alat-alat dapur. Gadis mungil itu saat ini tengah menyiapkan sarapan special untuk orang yang special juga.
"Tinggal kasih sentuhan terakhir." Gladys menaruh timun kesukaan Saga di samping kotak makan.
Mengambil botol air minum namun diisi dengan susu hangat rasa vanila. Tak lupa juga membawakan air mineral untuk sang kekasih.
"Kak Gladys." Gladys menghentikan aktivitasnya saat mendengar Karin memanggilnya.
Gadis itu membalikkan badannya dan menatap sang adik dengan pandangan bertanya.
"Apa?" tanyanya dan kembali memasuki kotak makan dan dua botol yang sudah siap kedalam tas kecilnya.
"Huum, nasi gorengnya masih ada nggak kak?"
Karin berdiri tak jauh dari sang Kakak, melihat punggung kecil Gladys. Jika ditanya harapan, gadis itu punya satu harapan yang paling besar. Yaitu bisa memeluk Gladys.
Selama 16 tahun hidupnya dia tidak pernah merasakan pelukan seorang kakak, support seorang kakak, dan tatapan penuh kasih sayang seorang kakak.
Tidak apa-apa jika dia hanya mendapatkan kata-kata kasar dan tajam dari Gladys asalkan dia bisa mendengar dan melihat Gladys berbicara padanya.
"Ada sepiring lagi, lo mau?" tanya Gladys dengan nada datar khas dirinya.
"MAU KAK!" Seru Karin senang, memakan masakan Gladys adalah harapannya. Gladys sangat pandai memasak dan itu membuatnya kagum.
Membayangkan mereka berdua memasak bersama saja sudah berhasil membuat hatinya menghangat.
Setelah dirasa semua sudah siapa, Gladys membawa tas kecil itu dan pergi dari hadapan Karin begitu saja.
Karin menatap punggung kakaknya sedih, seperti ini saja Gladys sudah membencinya bagaimana jika Gladys tahu semua rahasia selama ini?
"Maafin Karin kak, nyatanya semua hanya menyebabkan luka baru." Gadis itu meremas kuat sisi rok pendek yang ia kenakan.
"Karin bingung harus jujurnya gimana kak, Karin nggak mau kakak menderita lagi."
Karena pada nyatanya kebenaran ini jauh lebih menyakitkan daripada tamparan dari sang Ayah.
☆☆☆
Rian dan Bima saat ini sudah berdiri dengan tenang menatap rumah besar milik Gladys.
"Laper gue." Bima mengusap perutnya dengan ekspresi sedih miliknya.
Rian menatap malas sahabatnya itu. "Gue udah ngajak lo makan tapi sok-sokan nggak mau,"
"Ya gue kira kita cuman sebentar doang, tau-taunya macet." Bima menyandarkan kepalanya pada mobil, cowok itu seperti tidak memiliki semangat.
"Nanti makan, ini Gladys mana? Udah sepuluh menit ini." Rian menatap jam yang melingkar ditanganya.
"Entah tuh anak, eh Iyan,"
Rian menatap Bima bertanya. "Nyangka nggak sih lo kalau dedek manis bakal jadian sama Saga?"
Rian menata jauh kedepan, sejujurnya dia juga kaget saat berita itu menyebar. Bukan dia tidak senang, justru dia senang hanya saja dia cukup terkejut.
Mengingat bagaimana sikap Gladys terhadapnya Saga benar-benar berhasil membuatnya kaget.
"Gue awalnya nggak percaya tapi denger sendiri dari mulut Gladys, ya gue percaya."
![](https://img.wattpad.com/cover/278752528-288-k954086.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGLA (SELESAI)
Genç Kurgu[Follow sebelum membaca] #2 In Youth 19 Agustus 2021🥈 Hanya cerita ringan yang menyentuh hati kalian. _________ "Rasanya gue suka sama lo sendirian, dan itu buat gue ngerasa sengsara tapi anehnya gue malah makin suka sama lo." "Gue ngak pernah mint...