◜29◞ Pengakuan

4.2K 425 34
                                    

"Sekarang gue sadar, mencintai dia yang sedang mencintai orang lain sungguh menyedihkan."

☆☆☆

Jam istirahat pertama adalah waktu yang paling ditunggu oleh para murid, sama halnya dengan Saga, Gio, Arsen dan Galen. Mereka berempat sudah duduk di satu meja yang sama dengan makanannya masing-masing.

"Bakso Mang Jajang memang the best." Arsen berseru senang dan menyuapkan bakso kedalam mulutnya.

Gio menatap Arsen tajam, bisa-bisa mahluk itu makan saat dirinya sudah membuat orang marah.

Galen dan Saga sibuk dengan kegiatan masing-masing. Galen dengan ponselnya dan Saga dengan Indomie rasa kari ayamnya.

Walaupun sudah berkali-kali ditegur oleh sahabatnya untuk tidak memakan mie setiap waktu, namun Saga tetap Saga. Si bucin Indomie.

"Apa sih liat-liat, tau gue kalau ganteng." Arsen menatap Gio dengan tatapan menyebalkan miliknya.

Gio memutar bola matanya malas, "Najis." Ucap lelaki itu dengan wajah datarnya.

Sedangkan Arsen tertawa kencang melihat wajah kesal Gio. Dia tahu kalau saat ini sahabatnya itu tengah merajuk padanya.

Pasalnya dia sudah menjanjikan akan membelikan Gio bubur ayam dekat perempatan untuk sarapan pagi cowok itu. Namun karena efek telat bangun, lelaki itu tidak sempat membeli bubur ayam.

Dan Gio menyebut Arsen, Mahluk PHP.

"Katanya ada turnamen basket di Bogor ya?" Saga yang mendengar ucapan Galen menganggukkan kepalanya.

Benar, akan ada turnamen basket satu minggu dari sekarang. Dan Saga juga mengikuti turnamen itu. Lelaki manis itu tengah disibuki oleh latihan setiap harinya.

"Ajak gue lah, Ga." Arsen menaik turunkan kedua alisnya.

Saga mengambil kerupuk dan menggigit nya setengah dan melemparkan potong kerupuk itu tepat didepan wajah Arsen.

"Diem monyet!" Kesal Saga yang membuat Galen tertawa melihat ekspresi Arsen yang sangat menyedihkan.

"Ngapain lo mau ikut hah?"

Sepertinya Gio masih menyimpan dendam pada cowok humoris itu.

"Gue nggak papa kok kalau jadi asisten Lo, gue bakal bawa tas lo, kemana-mana ikut lo. Semua keperluan lo biar gue yang urus." Saga dan Gio saling melempar tatapan bingung, maksud Arsen apa?

Sedangkan Galen menatap Arsen dengan pandangan malasnya, "Bilang aja lo mau ikut karena mau bolos sekolah kan?"

SKATMAT

Arsen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kenapa Galen tau apa yang dia pikirkan?

"Lo jangan macem-macem ya, Nyet!" Saga menatap Arsen dengan pandangan kesal. "Lo udah bolos tiga kali dalam seminggu. Mau jadi apa lo?" Lanjutnya.

Arsen membulatkan kedua matanya serta mulutnya. Cowok itu bangkit dari duduknya dan memukul kepala Saga.

"Gue bolos, lo juga bolos. Kita sama." Saga terkekeh kecil, benar jika Arsen bolos maka Saga pun ada.

Arsen dan Saga memang kadang saling beradu mulut, menjahili satu sama lain. Tapi mereka benar-benar tidak bisa dipisahkan.

Galen dan Gio menggelengkan kepalanya melihat mereka. Memang mereka itu berbeda.

Saat tengah asik berbincang suara sesuatu yang jatuh mengagetkan mereka dan seisi Kantin.

Disana, dua orang gadis saling menatap tajam satu sama lain. Gladys yang tersungkur dibawah dengan bakso yang berserakan dan Laras yang berdiri dihadapannya dengan gaya angkuhnya.

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang