◜50◞ Hasil Tes DNA & Kenyataan

5.1K 439 164
                                    

Baca dengan pelan-pelan dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian <3.

☆☆☆

"Bukan pulang seperti ini yang aku maksud, Saga."

☆☆☆

Seiring berjalannya waktu detak jantung itu pun kian berdetak kencang. Tangan terasa dingin.

Pria tampan itu tak henti-hentinya menahan senyum nya mengingat kebenaran akan segera terungkap.

"Gladys, nama yang cantik sama seperti kamu." Senyum di wajah Radit kian lebar namun sorot mata itu kian meredup.

Kilasan masa lalu sebelum gadis kecil itu lahir di bumi menerpa kembali ingatan nya.

Radit keluar dari mobilnya dengan kedua tangan menenteng dua buah kantong plastik berisi bubur ayam dan es kelapa muda.

"Eh, Den Radit. Nyari nyonya ya?" Radit tersenyum dan mengangguk kepala menjawab pertanyaan dari satpam itu.

"Iya pak, adakan?"

"Ada Den masuk saja."

Radit pamit dari sana dan berjalan masuk kedalam rumah, tanpa perlu mengetuk pintu terlebih dahulu dia langsung saja masuk.

Saat masuk netra nya langsung saja disambut dengan wanita cantik berponi tipis dengan perut buncitnya. Namun itu semua tidak mengurangi kecantikan yang wanita itu milik.

"Bubur ayam dan es kelapa muda pesanan Nyonya sudah sampai." Radit menaruh dua kantong plastik itu dimeja.

Wanita cantik itu terkekeh dan mengambil bubur ayam itu dan membuka nya.

"Gimana enak?" tanya Radit dan langsung mengambil posisi duduk di samping wanita cantik yang sudah lahap memakan bubur ayamnya.

"Enak banget, kamu tau aja bubur ayam yang enak dimana."

"Tau dong, apa lagi ini kemauan baby." Radit menepuk-nepuk perut buncit itu dengan sayang.

"Sebentar lagi lahirnya ya? Aku nggak sabar lihat putri kecil ini lahir. Pasti dia cantik sama kek Bundanya."

Wanita itu terkekeh dan memukul pelan bahu Radit.

Sudut mata Radit terasa basah, pria itu mengusap sudut matanya dan kembali fokus menyetir.

"Dan buktinya memang Gladys secantik kamu,"

☆☆☆

Karin berjalan turun dari tangga, gadis cantik itu duduk di sofa yang berada diruang tamu. Menunggu kedua orangtuanya pulang.

Kedua tangan nya saling meremas, dia tidak baik-baik saja saat ini. Semua nya akan terungkap sebentar lagi.

Pintu utama terbuka dan menampakkan sang Ayah dan Bunda. Karin langsung saja berdiri dari duduknya dan menghampiri keduanya mengambil tangan mereka dan mengecup satu persatu.

"Kenapa nyuruh Ayah sama Bunda pulang cepat? Ada yang terjadi sesuatu sama kamu?" tanya Gilang dengan nada bicara yang sangat terdengar Khawatir.

Karin terdiam, didalam hatinya dia tersenyum miris melihat wajah sang Ayah. Perlakuan seperti ini saja Gladys tidak pernah mendapatkan nya.

"Karin, kenapa nak?" Farah mendekati sang putri dan mengelus rambut panjang anaknya lembut.

Lagi-lagi Karin terdiam, gadis itu mencoba menahan air matanya. Jika dulu dia merasa sangat senang diperlukan seperti ini maka sekarang tidak. Dia merasakan sakit.

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang