"See, we win and you lose."
☆☆☆
Gladys dan Laras saling melempar tatapan masing-masing. Laras yang menatap Gladys dengan tatapan kebenciannya dan Gladys yang menatap Laras dengan pandangan datar khas dirinya.
Mereka berdua melangkah kakinya menuju lapangan utama, setelah upacara mereka dikumpulkan untuk mengumumkan pemenang pada perlombaan pensi kemarin.
"Gue deg-degan anjir." Keysa yang sudah ingin berjongkok namun ditahan oleh Aura dan Clara.
"Jangan ngadi-ngadi lo ya Key."
"Tau nih, kalau mau guling-guling nanti aja di kelas." Valen dan Tasya menggelengkan kepalanya, Keysa selalu bertingkah.
"Menurut kalian, kelas siapa yang berhasil jadi nomor satu?" Tanya Riski tiba-tiba, cowok itu berdiri disamping Keysa dan mengampit kepala gadis itu di keteknya.
"Bau eh ngajak berantem anak ini." Keysa mencak-mencak tidak jelas mencoba melepaskan tangan yang melilit kepalanya.
Riski mendelik tajam, "Sejak kapan gue bau?"
Gladys menghentakkan kakinya, dia sudah sedari tadi berdiri dan sekarang dia mulai merasa capek.
Bima medekat kearah Gladys melihat gadis itu sepertinya kelelahan, Bima berdiri disamping Gladys.
"Capek ya?" Gladys mendongak ke atas menatap Bima yang tingginya melebihi dirinya.
Gladys menganggukkan kepalanya, "Iya, kepala sekolah lama banget."
Bima terkekeh dan membungkukkan badannya dengan kedua kaki ia lebarkan.
"Ngapain?" Gladys menatap Bima bingung, kenapa Bima bergaya seperti itu? Apa dia tidak malu?
Bima menepuk pahanya, "Katanya capek, sini duduk." Gladys menggelengkan kepalanya menolak permintaan cowok itu.
"Nggak mau, nanti paha lo sakit." Bima terkekeh dan menarik tangan Gladys pelan hingga tubuh mungil itu duduk diatas pahanya.
Gladys menatap Bima tajam, tapi Gladys tidak munafik dirinya sekarang memang sangat lelah berdiri sedari tadi.
Mereka semua menatap seluruh murid 11 IPA 3, semenjak pensi kemarin mereka menyadari bahwa mereka tidak seburuk apa yang selama ini mereka dengar.
Tak berapa lama kepala sekolah berjalan keatas panggung, semua siswa merapat diri ke sisi panggung.
Sedangkan Kelas Risky lebih memilih tetap ditempatnya. Riski bersandar pada pohon yang berada didekatnya.
"Kemenangan untuk kita, gue yakin." Batin Riski berucap semangat, dia yakin kelasnya yang menjadi nomor satu.
Sedangkan disana Saga menatap Gladys yang tengah duduk di paha Bima dengan senyum kecilnya.
Boleh dia berkata bahwa dia cemburu melihat itu semua? Tapi dia tidak memiliki hak untuk itu.
Saga tersenyum melihat Gladys tertawa dengan Bima, "Liat lo senyum aja gue udah bahagia, Dys."
Gladys tersenyum Saga pun tersenyum, bahagia cowok itu sederhana.
Arsen merangkul temannya itu dan menepuk bahu Saga, "Dah jangan diliat nanti lo terbakar."
"Apasih nyet, lepas nggak lepas!" Saga berusaha melepas rangkulan Arsen pada lehernya, tapi cowok itu malah semakin mengeratkan rangkulannya.
Saga menatap Arsen yang malah tersenyum konyol kearahnya. Siapa pun tolong dia sekarang!
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGLA (SELESAI)
Fiksi Remaja[Follow sebelum membaca] #2 In Youth 19 Agustus 2021🥈 Hanya cerita ringan yang menyentuh hati kalian. _________ "Rasanya gue suka sama lo sendirian, dan itu buat gue ngerasa sengsara tapi anehnya gue malah makin suka sama lo." "Gue ngak pernah mint...