◜18◞ Hanya Kasihan

5.6K 606 67
                                    

"Kemarin gue diterbangin setinggi-tingginya sekarang gue jatuh, sejatuh-jatuhnya."

☆☆☆

Gladys mengakhiri petikan gitarnya, mereka semua bertepuk tangan bersama. Hari ini adalah hari latihan terakhir mereka.

11 IPA 3 terdiri dari 31 murid, sebelum melakukan latihan Bu Ratna sempat mengkoordinir bahwa hanya 15-17 orang saja yang bisa mengikuti grub musik itu.

Walau sempat sedih tapi mereka mencoba menerima keputusan. Namun Riski sebagai ketua kelas disini menginginkan semua nya merasakan apa yang lain rasakan.

Maka dari itu Riski bersama Gladys menemui Bu Ratna agar, 16 temannya yang lain ditempatkan dibarisan awal depan panggung, hanya untuk opening saja. Agar mereka bisa bernyanyi bersama walau berbeda tempat.

Dan Bu Ratna menyetujui permintaan Riski dan Gladys. Sesayang itu mereka satu sama lain. Maka dari itu 31 orang latihan bersama.

"Semoga besok berjalan dengan lancar."

"Amin." Mereka semua serentak mengucapkan itu.

"Jadi besok make sweater coklat pastel sama celana hitam kan?" Tanya Aksa.

"Gue ngak ada sweater coklat pastel." Wajah Keysa menekuk sedih.

Mereka dari awal memang merundingkan masalah pakaian tapi belum fiks akan memakai baju apa agar terlihat kompak.

"Tenang ngak usah bingung. Aa Raden udah pesenin sweater coklat untuk cewek dan hoodie coklat untuk cowok." Semua tersenyum dan berteriak senang.

"Lo memang the best!" Bima menepuk pundak Raden.

"Cewek make rok?" Tanya Tasnya

"Iya bagus pake rok sih," Mereka semua menganggukkan kepalanya.

"Yaudah make rok tapi kalian make rok dibawah lutut ngak boleh diatas lutut. Paham?" Rian menatap mereka tajam.

Siswa yang lain pun mengangguk setuju, "Bener jangan ada yang make rok pendek."

Para cewek menganggukkan kepalanya.

"Siap pak bos!" Jawab mereka kompak.

"Kalau ada yang make pendek gue suruh ganti make sarung. Gue bawa sarung besok." Mereka menatap Riski ngeri. Ada-ada ajah memang ketua kelas mereka.

"Gimana latihan lo sama Saga, Dys?" Gladys menaruh gitar nya dan menyandarkan tubuhnya dikursi.

"Semuanya lancar," Jawab Gladys seadanya.

"Gue liat-liat kalian makin deket" Gladys menatap Keysa lalu membuang pandangannya.

"Biasa aja."

"Dys, gue udah pernah bilang kan, Saga tuh ada rasa sama lo." Aura mengusap wajahnya kasar.

Dia sangat menyayanginya Gladys layaknya adek, dia tidak ingin Gladys dipandang buruk seolah-olah memberikan harapan kepada Saga.

Gladys menatap datar kedepan "Gue tau perasaan dia." Semuanya terdiam, bingung harus berekspresi seperti apa.

"Terus?" Riski ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua.

"Ya ngak gimana-gimana."

Mereka semua mengelus dada sabar melihat gadis dihadapannya ini.

"Terus kenapa lo ngak tegesin sama dia kalau lo sebenarnya ngak suka sama dia?"

Gladys terdiam mendengar pertanyaan Valen, harus kah dia menjawab sejujurnya?

Gladys menatap mereka satu persatu "Sebenernya," Mereka semua merasa penasaran. "Gue kasihan sama dia."

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang