"Seribu kali pun Gladys jelasin semuanya, apa Ayah percaya?"
☆☆☆
Rian mengeraskan rahangnya mendengar penjelasan dari Riski.
"Terus sekarang gimana?" tanya Rian serius.
"Gue nggak tau mau gimana sekarang, tapi untuk saat ini kita pikirin kesehatan Gladys dulu." Riski memijat keningnya pusing.
Jika saja bukan dia yang menemukan Gladys tadi, mungkin dia tidak akan perlu melakukan ini.
Tapi melihat Gladys terbaring tidak berdaya di tempat tidur rumah sakit ini membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Ada yang harus gue pastiin dulu." Rian menganggukkan kepalanya paham.
Saat ini Gladys telah dipindahkan keruangan rawat inap, Riski memesan kamar VVIP. Kamar yang paling luas dari ruangan yang lain.
Saat ini Gladys belum juga sadar sedangkan seluruh teman kelasnya masih setia menunggu hingga dirinya bangun, kamar Gladys sangat rame akan kedatangan mereka.
"Ki, kenapa bisa gini?" tanya Kesya dengan cemas.
Riski diam, tidak menjawab sedikit pun. Haruskah dia memberi tahu yang sebenarnya? Tentang Gladys yang hampir meregang nyawa? Tentang keacuhan keluarga gadis itu?
Tidak, Riski harus memastikan dulu apa yang terjadi sebenarnya.
"Gue nggak tau, pas gue mau jemput Gladys dia udah pingsan,"
Keysa menatap sendu gadis itu, begitupun yang lain.
"Gue harap lo ngak sembunyiin apa-apa dari gue jika itu menyangkut Gladys,"
"Gue ngak tau mau jelasin gimana Key, semua masih terlalu abu-abu." Riski mengusap wajah kasar.
Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi dia harus pelan-pelan dia takut Gladys akan marah nantinya.
"Oi makan nggak nih? Laper gue njir." Bima mengusap perutnya.
"Gass go food," ucap mereka serentak.
Ruangan Gladys sudah seperti party. 30 orang, bayangin orang yang menjenguk sebanyak itu. Para cowok dan beberapa cewek ada yang memutuskan untuk diluar.
Lalu apa kabar dengan sekolah hari ini? Wali kelas tadi menelpon Riski dan bertanya kenapa hari ini mereka bolos serentak? Biasanya bolos tapi tidak serentak seperti ini.
Riski menjelaskan semuanya, tentang Gladys dan tentang bagaimana seluruh temannya memilih bolos demi menjenguk Gladys.
"Ini kalian kenapa bolos serentak gini sih? Kan bisa kesini pas pulang sekolah aja," sejujurnya Riski merasa tak enak kepada Bu Rita.
"Lo tau nggak rasanya belajar tapi perasaan kita cemas?" tanya Valen sang Bendahara kesayangan 11 IPA 3.
Riski menggelengkan kepalanya berdebat sama mereka akan membuat kita kena mental.
☆☆☆
Gio menatap Saga yang sejak tadi melamun, tumben sahabatnya itu melamun seperti ini.
"Ga." Panggil Gio yang belum mendapatkan respon.
"SAGA!" Sentak Gio yang berhasil membuat Saga menatap nya.
"Kenapa?" Tidak ada nada semangat dalam pertanyaan cowok itu.
Ares mendelik tajam melihat Saga tak semangat seperti itu.
"Heleh ngapa sih lo?" Tanya Ares.
"Gue ngak tau, sejak tadi perasaan gue ngak karuan."
Gio dan Ares saling tatap, Gladys? Satu nama dalam benak mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGLA (SELESAI)
Подростковая литература[Follow sebelum membaca] #2 In Youth 19 Agustus 2021🥈 Hanya cerita ringan yang menyentuh hati kalian. _________ "Rasanya gue suka sama lo sendirian, dan itu buat gue ngerasa sengsara tapi anehnya gue malah makin suka sama lo." "Gue ngak pernah mint...