◜53◞ Akhir Untuk Awal (End)

9.8K 544 139
                                    

"Apa tuhan dan semesta akan mengizinkan aku untuk selalu memiliki kamu dan terus berada di samping kamu?"

☆☆☆

Gadis dengan rambut hitam pendek itu berjalan kearah pintu utama saat mendengar suara bel berbunyi.

Hari ini adalah hari sabtu, rumah akan selalu sepi jika weekend. Hanya dirinya ditemani dengan keheningan dan kesunyian.

"Ini siapa sih dateng sore-sore gini. Nggak tau apa gue pengen tidur," gerutu Gladys seraya terus berjalan sesekali menghentakkan kakinya.

Gadis itu menggenggam kenop pintu dan membukanya namun tidak ada siapa-siapa disini. Gladys menggerutu kesal.

Tak sengaja kaki mungil nya memijak kertas dengan background berwana abu-abu itu.

"Tukang surat tadi?" Gadis itu menunduk dan memungut kertas itu.

Saat membaca kalimat yang berada di surat itu seketika jantung berdebar kencang diikuti dengan semburan merah di kedua pipinya yang putih.

Gladys buru-buru menutup pintu dan menguncinya dan berjalan mengikuti perintah yang berada di surat itu.

'Hai kesayangan nya Saga, aku tebak kamu lagi senyum setelah baca surat ini. Haha, aku tau itu. Ikuti kelopak bunga mawar yang kamu temui ya.'

- Your Boyfriend, Saga.

Gladys berjalan kearah samping rumah tepat terhubung nya taman belakang rumah yang cukup luas. Dibelakang rumah Gladys memang sangat luas, pohon yang lebat dan beberapa pohon bunga pun tumbuh disini.

Membuat taman belakang rumah Gladys begitu sejuk dan asri.

"Tuh bunga nya." Gladys memekik kecil, dia seperti baru saja mendapatkan hadiah yang begitu istimewa.

Sejak bersama Saga dia jadi bisa lebih bersikap menjadi dirinya sendiri, lebih menghargai waktu dan selalu bisa tersenyum tanpa paksaan.

Gladys terus mengikuti kelopak bunga mawar yang membentuk garis lurus itu. Gadis itu menghentikan langkahnya setelah menemukan ujung bunga mawar itu.

Disana terdapat surat lagi, Gladys meraih surat itu dan membaca nya.

'Harta, Tahta, Kesayangan Saga. Coba lihat keatas, Cantik.'

Senyum manis tak henti-hentinya terbit di wajah yang selalu menampakkan wajah yang dingin dan datar itu.

Gladys mendongak ke atas dan seketika itu juga puluhan kelopak bunga berjatuhan dari atas pohon. Gadis itu tak henti-hentinya tertawa kecil, dia seperti sedang berada di suatu tempat dengan hujan kelopak mawar.

"Kamu selalu punya cara buat aku tersenyum, Ga." Gladys memejamkan matanya menikmati kelopak bunga yang halus itu menerpa wajahnya.

"Gimana? Suka nggak, hm?" suara berat dan basah itu menyapu pendengaran Gladys.

Tangan besar nan kokoh itu melingkar dengan indah di pinggang rampingnya. Gladys bisa tahu siapa orang itu karena dia sangat mengenal aroma parfum ini.

"Kamu kenapa lakuin ini semua?" Gladys membalikkan badannya dengan membiarkan tangan Saga tetap di pinggang nya.

Saga tersenyum kecil dan merengkuh tubuh kecil itu kedalam pelukannya. "Udah rutinitas setiap weekend aku harus selalu sama kamu, biar kamu nggak ngerasain sendirian."

Gladys tersenyum kecil, Saga sangat paham dengan dirinya. Setiap weekend memang Gladys menghabiskan waktunya bersama Saga ataupun dengan teman-teman kelasnya.

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang