◜46◞ Giorgio & Gladys

3.6K 363 126
                                    

Dipukul mundur oleh keadaan,
Dipaksa menetap oleh perasaan.

☆☆☆

Gladys berdiri didepan pintu gerbang nya menunggu Gio yang sudah berjanji akan menjemput nya.

Tidak berapa lama suara deru motor sport mengalihkan perhatian Gladys, gadis itu tersenyum kecil saat melihat teman kecilnya itu berhenti didepannya.

"Udah lama nunggu?" Gio melepaskan helm full face miliknya dan menatap gadis yang selalu cantik dimatanya.

"Nggak, baru lima menitan,"

Gio memberikan helm bermotif anak macan dengan nama gadis itu dibelakang nya.

"Tadi sempet singgah dirumah Saga ambil helm," Gladys mengambil helm itu dan memakainya.

"Yaudah berangkat sekarang aja gimana? Keburu disana full orang." Gadis itu memegang bahu Gio dan duduk di jok motor cowok itu.

Gio menyalahkan motornya dan membelai jalan pagi hari yang terasa sejuk.

Memang mereka berdua sudah membuat janji akan makan bubur ayam bareng lagi seperti dulu. Dan Saga juga mengijinkan mereka. Tidak ada alasan buat Saga tidak mengijinkan mereka.

Karena pada kenyataannya posisi Gio yang lebih dulu kenal dengan Gladys adalah kenyataan yang harus dia akui, dan dia juga percaya kalau Gladys dan Gio tidak akan mengkhianati dirinya.

Gio menatap kaca spion yang memperlihatkan Gladys yang tengah menatap kesamping, senyum dibibir cowok itu kian melebar.

"Nyatanya hati dan pikiran gue masih aja nyebut nama lo, Dys." Batin cowok itu berucap sendu.

Nyatanya berkorban dan melupakan perasaan terhadap seseorang ternyata tak semudah saat mengatakan nya.

Gladys, masih menempati posisi tahta tertinggi didalam hatinya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit Gio memberhentikan motornya didepan gerobak penjual bubur ayam kesukaannya.

"Gue kira setelah beberapa tahun makan kesukaan lo berubah, ternyata tetep sama." Gladys mendudukkan dirinya disalah satu bangku menunggu Gio selesai memesan.

"Kalau udah suka ma nggak bakal pindah haluan." Cowok itu mendudukkan dirinya dihadapan Gladys, "sama kaya hati gue, sekali lo tetap lo Dys," lanjutnya didalam hati.

"Huum iya sih bener,"

Gio memperhatikan wajah orang dihadapannya, bisakah dia meminta Gladys yang dulu kembali? Dia merindukan rengekan gadis itu.

"Lo akan tetap sama seperti Athela kesayangan gue, walaupun status lo sekarang sebagai pacar dari sahabat gue."

Ternyata sedalam ini perasaan Gio terhadap gadis dihadapannya. Walaupun kata merelakan terlontar dari bibirnya tapi tetap saja melupakan tidak semuda membalikkan kedua telapak tangan.

Gladys tak sengaja menjatuhkan sendok yang ia pegang membuat gadis itu harus menunduk kepalanya untuk mengambil sendok itu. Gio yang melihat Gladys menunduk segera menggenggam ujung meja.

Dan benar saja kepala gadis itu membentur ujung meja. Gio menghembuskan napasnya lega.

"Selalu gitu, nggak pernah perhatiin sekitar. Kalau nggak ada tangan gue bisa-bisa kepala lo luka," sedangkan yang bersangkutan hanya terkekeh tak berdosa.

Gio selalu peka dengan sekitar, "lo gercep juga,"

Gio memutar bola matanya malas, apa gadis itu tidak tahu seberapa khawatir nya dia jika melihat segores saja luka pada Gladys.

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang