◜12◞ Saga & Lukanya

7.1K 687 62
                                    

"Sejak kedua mata gue terbuka dan mengenal dunia, yang gue tau. Gue cuman punya hero yang kuat, yang gue panggil dengan sebutan, Papah."

☆☆☆

Flashback on

Saga kecil berlari kearah sang Papah dengan langkah kecilnya. Menyambut Radit didepan pintu saat sore hari adalah kebiasaan dirinya.

"PAPAHH!!" Teriak Saga dan memeluk kaki Radit.

Radit tersenyum hangat dan mengangkat tubuh Saga membawa tubuh kecil kedalam pelukannya. Alasan Radit selalu ingin pulang cepat dari kantor adalah Saga.

"Bagaimana sekolah nya Saga?" Radit mendudukkan dirinya di sofa dengan Saga yang berada dipangkuannya.

"Seru Pah, Saga tadi main prosotan sama temen baru Saga, Pah." Mata bulat itu berbinar saat menceritakan hal yang dia alami kepada sang Papah.

"Pinter nya anak Papah." Radit sangat menyayangi Saga. Alasan hidup nya hanya untuk putra nya.

"Papah." Panggil Saga.

"Iya kenapa?" Radit mengusap rambut hitam tebal milik putranya.

"Ibu itu apa?" Seketika pergerakan Radit yang mengusap rambut sang anak terhenti.

"Saga kenapa nanyain soal itu?" Radit susah payah mengontrol dirinya.

"Kata Bu Guru, besok hari Ibu. Kita disuruh bawah Ibu ke sekolah,"

"Tapi, Ibu itu apa Pah? Saga ngak punya ya?" Hati Radit seperti disayat pisau mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir sang putra.

Bagaimana Radit menjelaskan kepada Saga, bahwa dia juga punya Ibu. Bagaimana cara menjelaskan kepada Saga bahwa dia memiliki Ibu yang pergi meninggalkan dirinya.

"Ibu itu orang yang kuat." Jawab Radit seadanya.

"Kuat? Papah kuat, berarti Papah itu Ibunya Saga kan?"

Radit berusaha menahan cairan bening yang bisa tumpah kapan saja dari matanya.

Radi menganggukkan kepalanya "Iya, Papah sekaligus Ibu nya Saga."

Radit tidak bisa memberi tahu semuanya, Saga masih terlalu kecil untuk mengetahui fakta yang sebenarnya. Fakta yang bisa kapan saja meruntuhkan hidup Saga. Radit tidak mau putranya menangis.

Saga kecil menganggukkan kepalanya cepat, "Papah mau datang besok ke sekolah Saga kan?" Radit menganggukkan kepalanya.

"Maafin Papah, Nak." Batin Radit berucap sendu, cukup dia yang terluka. Jangan Saga.

Esok harinya Saga datang dengan menggenggam tangan Radit erat dan melangkah kakinya dengan langkah kecilnya.

Setelah mengetahui bahwa Ibu adalah sosok yang kuat maka Saga berniat mengenal kan Papahnya yang bagi Saga adalah orang terkuat dalam hidup nya.

"Kamu ngak punya Ibu ya?" Tanya salah satu anak kecil berbadan gempal.

"Saga punya Ibu sama kek kamu,"

"Mana Ibu kamu?" Saga menunjukkan Radit yang tengah berbicara pada salah satu guru.

"Itu? Kamu panggil dia siapa?" Tanya anak itu lagi.

"Papah." Ucap Saga dengan senyum lebar di wajah tampannya.

Anak itu tertawa "Berarti kamu tidak punya Ibu."

SAGLA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang