Suara alarm yang begitu kencang seketika membangunkannya dari tidur. Lebih tepatnya dia bangun karena kaget dengan suara alarm yang dia pasang sendiri. Dia memakai lagu hey tayo versi Enhypen.
Tangannya pun meraba kasur untuk mencari di mana letak ponselnya. Setelah dapat, ia langsung mematikan alarm tersebut dan berniat untuk tidur lagi. Namun, ia membelalak ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Alhasil ia langsung loncat dari kasur karena kesiangan.
Beginilah jika anak bujang tinggal sendirian. Tidak ada yang membangunkan di pagi hari apalagi menyiapkan sarapan. Semua dilakukan sendiri.
Jessen pun berjalan menuju dapur sembari meregangkan tangannya yang terasa kaku karena bangun tidur. Setiap bangun tidur ia rutin minum sebotol air putih dari kulkas untuk menyegarkan tenggorokannya yang kering.
Sembari minum, ia berjalan ke sofa untuk duduk sebentar mengumpulkan nyawanya yang belum bersatu. Seketika matanya tertuju ke sebuah ponsel yang tergeletak di atas meja. Jessen pun meletakkan botol minumnya ke atas meja kemudian meraih ponsel itu.
"Ini punya siapa?" gumam Jessen seraya membolak-balikan benda yang warna casingnya rose gold ini.
Seketika Jessen melotot setelah ia menekan tombol daya dari benda itu. Ternyata ini ponselnya Carel! dia tau karena lockscreen ponsel itu adalah fotonya Carel.
"Kok bisa ada di-" Jessen pun melipat bibirnya ke dalam karena tiba-tiba ada ingatan muncul di kepalanya.
Ingatan tentang kejadian semalam. Setelah berciuman dengan Carel, dia malah tertidur di bahu perempuan itu. Jessen hampir gila ketika mengingatnya. Kalau dia tertidur, berarti yang mengantarnya ke sini adalah Carel.
"Jessen bego." umpatnya kepada diri sendiri. Ia mengacak-acak rambutnya karena frustasi.
Padahal ia ingin mendekati Carel lagi, tapi harga dirinya sudah hancur di depan perempuan itu. Jessen tidak pernah membayangkan kalau dia akan seberani itu menyentuh bibir Carel tanpa berpikir panjang. Selain itu, Carel yang mengantarnya ke rumah sampai ponsel kakak kelasnya itu tertinggal di sini.
Sekarang Jessen bingung cara mengembalikannya bagaimana.
Ting...
Pandangannya langsung beralih ke arah pintu masuk, begitu dengar suara bel rumahnya.
"Siapa sih pagi-pagi begini udah bertamu aja." Jessen sudah gusar saja.
Tanpa lama, ia pun melangkah ke pintu rumahnya dan bersiap untuk mengomeli orang yang pagi-pagi begini mengganggunya.
"Awas aja kalo gak penting." gumam Jessen kemudian membuka pintu rumahnya.
Untuk yang ketiga kalinya ia melotot.
Pemilik ponsel tadi, kini ada di hadapannya dengan seragam sekolah yang rapi sedangkan Jessen masih memakai baju semalam dengan tatanan rambut yang berantakan. Keduanya pun saling menatap selama beberapa detik hingga akhirnya Carel yang mencairkan situasi.
"Lo gak sekolah?"
…………
Meski mengalami malam yang panjang, tidurnya tetap nyenyak seperti biasa. Ia langsung pergi ke kamar mandi begitu bangun dari tidurnya. Carel harus pergi lebih cepat karena harus mengembalikan mobil yang ia pakai untuk pulang.
Tangannya tiba-tiba berhenti ketika ia hendak menyalakan shower. Carel tersenyum miring karena ingat dengan kejadian di mobil semalam. Sekarang ia sudah tidak penasaran karena seperti itu rasanya. Namun, senyumnya hilang begitu ingat orang yang melakukan kegiatan itu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortunately, I Found You
Teen FictionCarel selalu memegang teguh prinsipnya bahwa ia hanya akan menyukai laki-laki yang lebih tua darinya dengan status sosial yang sepadan dengannya. Namun, ketika sudah mendapatkan hal yang ia inginkan, justru Carel tiba-tiba tertarik dengan Jessen yan...