"Jessen mau truth or dare?" tanya Reya.
Dengan santainya Jessen memilih, "Truth." matanya masih menatap ponselnya yang kini direbut oleh Zaki.
"Nanti aja main hapenya!" ucap Zaki seraya meletakkan ponsel Jessen ke atas meja.
Jessen pun mengambil kembali ponselnya lalu meletakkan benda itu di dalam jaket denimnya. Suasananya agak beda ketika bagian Jessen. Atmosfer di antara mereka jadi terasa lebih canggung padahal sebelumnya biasa saja.
"Gantian ya dari cowok." kata Zaki. "Di antara cewek yang ngedeketin elo, ada gak cewek yang lo sukain?"
"Gak ada." Jessen menjawab dengan cepat.
"Gua dong nanya juga." kata Juna.
"Sumpah gua penasaran banget tentang ini dari lama." ujar Juna dengan antusias. "Apa nama parfum lo? harganya berapa dan beli di mana?"
Otomatis Gisa pun menoleh ke arah Carel. Tiba-tiba dia kepikiran parfum yang waktu itu ia temukan. Mungkinkah parfum itu yang di maksud?
"Iya loh, parfum lo wanginya khas banget! gua juga mau tau." sahut Sena.
"Gua juga gak tau namanya apa." jawab Jessen.
"Lah, emang lo beli di mana?" Juna bertanya lagi. "Mereknya aja deh."
"Gua juga gak tau soalnya itu hadiah."
Entah kenapa sekujur tubuh Carel tiba-tiba saja menegang padahal belum tentu yang Juna tanya adalah parfum pemberiannya. Pastinya bukan cuma Carel yang memberikan hadiah ke Jessen. Siapa tau ada orang lain yang memberikan parfum juga ke Jessen.
Meskipun begitu, tetap saja Carel masih gugup. Dia pun menuang minuman ke dalam gelasnya untuk mengusir rasa gugupnya kemudian meneguknya dengan pelan.
"Kalo mau tau tanya aja ke dia." tatapan Jessen pun tertuju ke arah Carel yang sedang meneguk minumannya. Otomatis yang lain pun menatap ke arah mata Jessen memandang.
Semuanya jadi diam karena terkejut dengan perkataan Jessen barusan. Sena sampai menganga karena saking tidak percayanya. Dulu dia pernah memperingati Carel untuk tidak dekat-dekat dengan Jessen, tapi lihatlah yang terjadi sekarang.
Carel pun meletakkan gelasnya ke atas meja. Ia melihat ke orang-orang yang ada di sekitarnya yang kini memandanginya dengan tidak percaya. Tatapan itu membuat jantungnya jadi berpacu lebih cepat.
"Kok jadi liatin gue?" Carel sok polos.
"Wah, gua gak nyangka." Zaki juga ternganga.
"Sejak kapan kalian deket?" kali ini Sena yang bertanya.
"Jadi Carel termasuk salah satu cewek yang lagi deket sama Jessen?" Pertanyaan Gisa membuat Gabri seketika menoleh ke arahnya.
"Kita gak deket." tegas Carel. "Lo jelasin dong biar gak pada salah paham!" ceplos Carel ke Jessen.
"Mereka kan pada mau tau nama parfumnya. Karena gua gak tau namanya jadi lo aja yang jawab." kata Jessen.
"Ini tuh parfum lo yang waktu itu gue temuin bukan, sih? yang ada tulisan made with love by Careline." kata Gisa dengan heboh.
"Gimana?" Derian tertegun.
Respon Gabri sama seperti yang lainnya. Dia tidak menyangka bahwa mereka sedekat itu.
"Gisa anjing." umpat Carel di dalam hatinya. Ia menatap seniornya itu dengan tatapan tajam.
"Eh, bukan, ya?" Gisa buru-buru melipat bibirnya ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortunately, I Found You
Novela JuvenilCarel selalu memegang teguh prinsipnya bahwa ia hanya akan menyukai laki-laki yang lebih tua darinya dengan status sosial yang sepadan dengannya. Namun, ketika sudah mendapatkan hal yang ia inginkan, justru Carel tiba-tiba tertarik dengan Jessen yan...