BAB 39 I Don't Know What's Going On

12 2 0
                                    

Begitu Carel melihat Gabri di tempat yang sudah mereka sepakati, ia mempercepat langkahnya kemudian memeluk laki-laki yang pakai kemeja berwarna cokelat itu. Carel melingkarkan tangannya di pinggang Gabri dengan begitu erat hingga Gabri mengajukan pertanyaan untuknya.

"Is everything okay, babe?" tanya Gabri dengan khawatir. 

"Don't ask! let's be this for a while." balas Carel sembari membenarkan letak kepalanya. 

Tidak ada pilihan lain bagi Gabri selain mendengarkan perkataan Carel. Dia membiarkan gadis ini memeluk erat tubuhnya sedangkan ia sendiri mengelus-elus kepala Carel sambil sesekali mengecup puncak kepalanya. 

Suasana di antara mereka hening selama empat menit, hingga akhirnya Carel melepaskan pelukannya. Gabri yang melihat Carel menunduk pun langsung meraih tangan Carel kemudian mengajaknya duduk di ayunan yang ada di dekat mereka. Carel duduk di atas ayunan sedangkan Gabri berjongkok agar bisa melihat wajah wanitanya dengan jelas. 

"Sorry Gab, aku ganggu kamu malam-malam gini." ucap Carel. "Aku gak tau harus ke mana makanya aku hubungin kamu." 

"No problem babe! you can call me everytime then i will come for you." ujar Gabri sambil menyelus-elus tangan Carel. 

Carel pun menatap pria di depannya dengan wajah sedihnya. "Really?" 

Gabri mengangguk pelan sebagai jawaban. 

"Kali ini ada masalah apa?" 

Carel pun mengalihkan pandangannya lalu menghela napas berat. "Bingung mau cerita dari mana." 

"Ceritain yang paling kamu ingat aja." Kata Gabri. 

"Sit beside me!" perintah Carel. 

Gabri pun menggeleng cepat. "I wanna see my girl closely." ucap Gabri lalu menyelipkan beberapa helai rambut Carel ke belakang telinganya. 

"Gab,"

"I'm totally okay. Cerita aja." kata Gabri. 

Carel pun kembali menunduk, tapi dengan bibir yang mengkerucut. Entah kenapa, Carel merasa lebih baik diam daripada menceritakan semua yang terjadi. Setau dia, ia bisa berbagi kesedihan kepada pacarnya, tapi Carel belum terbiasa akan hal itu. Sebelumnya Carel belum pernah menceritakan tentang kehidupan pribadi ke orang lain. Namun, sekarang Gabri bukanlah orang lain baginya. 

Sulit sekali untuk mulai cerita. 

"Kamu ngambek karena aku gak mau duduk di sebelah atau emang belum mau cerita?" tanya Gabri. 

"Dua-duanya." balas Carel dengan suara pelan. 

"Apa?" 

Carel pun menatap Gabri dengan tatapan tajamnya. "Both!" 

Laki-laki yang biasanya emosian ini justru tersenyum ketika Carel bicara ketus padanya. Gabri seakan memaklumi tingkah Carel karena biasanya pun begitu. Dengan catatan jika mereka sedang berduaan. 

Selain itu, Gabri tau cara mengambil hatinya. Lihat saja sekarang, meskipun Carel judes dan menatapnya dengan tajam, Gabri malah mengelus-elus sebelah pipi Carel dengan lembut. Sudah begitu, senyumannya manis, pula. Mana bisa Carel marah kalau begini caranya? 

Ponsel Carel yang tiba-tiba bergetar pun membuatnya langsung menatap benda tersebut. Dari layar tertera nama 'Papa' yang kini menelponnya. 

"Kok gak diangkat?" tanya Gabri. 

"Papa telpon aku." butuh waktu bagi Carel untuk menerima telpon ini sampai pada akhirnya Gabri memberikan saran.

"Angkat aja." kata Gabri. 

Unfortunately, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang