BAB 6 I Miss The Old Version of You

35 3 0
                                    

Suasana kelas sepuluh IPS dua yang tadinya berisik, tiba-tiba berubah jadi sunyi begitu Carel dan Gabri memasuki kelas ini. Semuanya terdiam karena di datangi oleh dua orang primadona sekolah yang entah ingin melakukan apa di jam istirahat yang sakral ini.

Meskipun ekspresi Carel tidak friendly, tapi hal tersebut tidak membuatnya dibenci. Justru adik-adik kelasnya terpana dengan kecantikannya. Baik laki-laki maupun perempuan membicarakan topik yang sama, yaitu tentang visualnya.

"Boleh minta waktunya sebentar?” tanya Carel.

"Lama juga boleh, kak.” sahut Gabri yang duduk di meja kelima.

"Zikri bisa aja.” balas temannya Gabri yang duduk di meja keempat.

Setelah di rasa suasana sudah kondusif, Carel pun menoleh ke Gabri untuk mulai bicara. Kedatangan mereka tentu ada maksud dan tujuan tertentu.

"Selamat siang, mohon maaf ganggu waktunya. Sebelumnya ada yang udah kenal gue?”

"Belom kak, kenalan dong!” sahut perempuan berambut panjang yang duduk di meja depan.

Gabri pun menyengir. "Kenalin gue Gabri dan di sebelah gue namanya Carel. Kita dari eskul pramuka mau promosiin eskul kita. Sebelumnya kalian pasti udah tau dong tentang pramuka.”

Ketika Gabri sedang memperkenalkan tentang eskul mereka, Carel memandangi seisi kelas yang rasanya agak kurang. Sejak tadi ia mencari seseorang yang harusnya ada di sini.

Sayangnya, setelah ia memerhatikan setiap orang yang duduk di setiap kursi, Carel tetap tidak bisa menemukan keberadaan laki-laki itu. Hingga akhirnya ia tersadar bahwa,

"Lo nyariin siapa sih, Care?” batinnya sembari menggeleng pelan. "Jangan bego.” lanjutnya.

"Bagi yang tertarik dan mau gabung bisa hubungi Carel.” tutup Gabri.

"Wah, berarti dapet nomernya kak Carel dong? Asik, gak perlu susah-susah minta.” ujar Zikri heboh.

"Gak usah di dengerin, ya! Dia emang kayak gitu.” bisik Gabri

"Yang tertarik bisa maju ke depan. Bukan hubungi gue via chat.” tegas Carel.

"Jangan galak gitu dong sama adek kelas!” goda Gabri.

"Nada bicara gue emang kayak gini. Lo gak usah lebay, deh!” balas Carel judes sedangkan Gabri hanya menyengir seperti biasanya.

Diluar dari perkiraan, ternyata banyak yang ingin bergabung ke eskul mereka sampain Carel dikerubungi. Dia jadi kesulitan karena banyak orang di sekitarnya.

"Sebut namanya satu-satu, ya!” Carel berusaha agak lembut supaya tidak dikomen Gabri.

"Gabri bantuin gue dong.” lanjut Carel.

"Duh, aus abis ngomong. Gua keluar duluan, ya!” kata Gabri seraya menjauh secara perlahan.

Padahal niat Carel meminta bantuan karena dia benci ada di kerumunan seperti ini. Memang dia yang salah sih karena berharap ke Gabri yang selalu menyebalkan. Carel hanya bisa mengutuknya di dalam hati sebab mengomeli Gabri pun tidak merubah keadaan. Cowok itu sudah keluar duluan dari kelas ini. Lihat saja, Carel akan mengabaikan chatnya selama tiga hari.

"Abis dari mana lo?” Zikri bertanya kepada Jessen yang baru menginjakkan kaki ke kelas.

"Dari kelasnya kak Jessi. Biasalah.” balasnya.

Entah kenapa Carel merasa ada yang mengganjal.

"Ada apaan nih, rame begini?” tanya Jessen.

"Daftar eskul pramuka.”

Unfortunately, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang