BAB 22 What Should I Do If I'm Miss You?

10 2 0
                                    

Malam harinya kembali sunyi karena ia berada sendirian di dalam kamarnya. Ketika Carel belajar sendiri memang ruangan ini seolah tidak ada kehidupan. Berbeda jika ada yang menemaninya belajar.

Carel pun berhenti menyalin kalimat sebab tiba-tiba saja teringat Gabri. Ia tidak mau memusingkan hal yang sekiranya tidak begitu penting makanya ia melanjutkan aktivitasnya dan kembali fokus.

Sayangnya hal itu tidak berlangsung lama. Lagi-lagi ia membayangkan hari-hari yang ia lewati bersama Gabri terutama ketika belajar bersama. Meskipun materi yang dipelajari sulit, alangkah lebih baik punya teman sharing untuk berdiskusi.

Sekarang berlajar pun jadi tidak menyenangkan karena tidak ada yang menemaninya. Apa mungkin karena ia sudah terbiasa dengan kehadiran Gabri? Atau sebenarnya Carel hanya kesepian?

Gadis yang pakai piyama merah satin ini pun melirik ponselnya yang berada di sebelah kotak pensil. Tangannya gatal sekali ingin membagikan link zoom ke Gabri, tapi ia harus ingat dengan perjanjian yang telah dibuat.

"Harusnya gue gak bikin perjanjian kayak gitu." dengus Carel.

Mau lanjut belajar lagi, tapi dia sudah tidak mood. Kalau tidak belajar, dia bingung mau melakukan apa.

Drt...drt...

Ponselnya yang tiba-tiba bergetar membuat ia langsung mengecek benda itu dengan cepat. Alih-alih Gabri yang mengiriminya pesan, justru laki-laki lain yang menghubunginya.

Laki-laki yang membuatnya selalu berdebar bahkan hanya dengan pesan sesingkat ini.

Jessen

💭Udah tidur?

............

"Udah liat base, belom?" Nurul tiba-tiba bertanya ke Jessi yang baru duduk di bangkunya sedangkan ia duduk di hadapan Jessi.

"Belum." jawab Jessi sembari meletakkan tasnya di atas meja.

"Berita tentang Jessen." ucap Nurul seraya menunjukkan ponselnya ke wajah Jessi.

Carel yang saat itu sudah datang pun tertegun dengan ucapan Nurul. Ia hanya melirik ke arah mereka sekilas, lalu mengeleluarkan ponselnya dari saku jasnya.

Ibu jarinya yang cantik, menggulir timeline twitternya berharap postingan yang Nurul maksud itu lewat. Tidak sampai menggulir terlalu lama, ternyata ia langsung lihat postingan yang kemungkinan besar Nurul tunjukkan ke Jessi.

Ada yang mengirimkan foto ketika Jessen duduk bersebelahan dengannya kemarin. Meskipun Jessen dan Carel terlihat membelakangi kamera, tapi semua orang akan tau bahwa itu adalah dirinya sebab di foto itu ada tasnya. Tas yang setiap hari dia pakai ke sekolah.

Seketika Nurul dan Jessi pun menoleh ke arah Carel dengan tatapan seolah tidak percaya. Tentu saja Carel peka akan hal tersebut, tapi dia berusaha cuek. Seolah tidak tau.

"Carel lagi deket sama Jessen?" pertanyaan Nurul berhasil membuat Saline dan Ashley pun menatap ke arah Carel.

"Enggak." balas Carel singkat.

"Terus di foto ini?"

"Mungkin mereka gak sengaja ketemu kali. Gak usah diperpanjang juga." Jessi berusaha berpikir positif. "Namanya juga senior junior apalagi satu eskul."

"Iya juga, sih." Nurul tidak mempermasalahkan itu lagi.

"Yaelah, gue kira apaan." kata Saline.

"Perasaan apapun yang ada Jessennya bisa langsung rame gitu di base." sahut Ashley.

"Ini lebih rame lagi karena ada Carel padahal cuma foto gitu doang." ucap Jessi. Entah kenapa, dari nada bicara dan pemilihan katanya seakan menyepelekan Carel. 

Unfortunately, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang