Selama rapat berlangsung, Carel tidak banyak bicara. Dia akan bicara ketika ditanya. Kalau tidak ya dia diam. Hal yang ia lakukan adalah sesekali memandangi jam tangan yang melingkar di tangannya. Rapat ini terasa lama sekali padahal baru berlangsung lima belas menit.
Setelah rapat bersama ketua pelaksana selesai, ia segera bangkit dari kursinya lalu berjalan keluar bersama dengan Saline dan juga Ashley. Ini kali pertamanya dia rapat eskul tanpa semangat. Biasanya dia semangat karena ada Gabri, tapi kali ini sudah bukan Gabri semangatnya. Melainkan laki-laki yang ia temui di luar kelas secara tiba-tiba.Jessen langsung menghampiri Carel begitu melihat gadis itu keluar dari kelas. Tadinya dia sedang duduk menunggu sendirian. Alhasil semangat yang ada di dalam diri Carel terisi kembali.
"Lo nungguin siapa?" Carel basa-basi.
"Nunggu lo." jawab Jessen.
Seketika Saline dan Ashley pun saling menatap bingung. Akhirnya Jessen pun bergabung dengan Carel, Saline, dan Ashley. Mereka berempat berjalan parkiran bersama sembari mengobrol singkat.
"Sorry lama, gue gak tau kalo rapatnya agak lama." kata Carel.
"Gak papa. Segitu doang mah sebentar." kata Jessen. Dibandingkan dengan waktu menunggu Carel menyukainya, menunggu Carel selesai rapat tidak selama itu.
"Tumben lo nungguin Carel." sahut Ashley.
"Selama ini dia selalu nungguin Carel. Carelnya aja yang gak sadar." kata Saline.
Perkataan Saline dibalas senyuman miring oleh Jessen. Ucapan itu benar adanya.
"Gua main ke rumah lo, ya! udah izin sama papa terus katanya boleh." kata Jessen.
"Papa siapa?" Saline bingung.
"Papa gue, lah. Papa siapa lagi." balas Carel.
"Dih, demi apa lo udah kenal sama papanya Carel?" Ashley langsung heboh.
"Kenal dong." jawab Jessen disertai senyuman.
"Lo sodara tirinya Carel?" tanya Saline.
"Bukan. Gua kan calon menantu jadi panggilnya papa juga." ucap Jessen.
Ucapan Jessen barusan berhasil membuat Carel menunduk lalu tersenyum kecil. Meskipun Carel menunduk, tetap saja dia ketahuan oleh Saline yang berjalan di sebelahnya. Saline adalah orang paling peka di antara mereka jadi dia tau.
"Gak usah senyum lo, Care!" celetuk Saline. Alhasil Carel pun mengangkat kembali kepalanya lalu melirik Saline dengan tatapan tajam.
"Gua ikut dong ke rumah Carel. Gua juga mau main." kata Ashley.
"Gue juga." sahut Saline dengan cepat.
"No!" balas Carel.
"Kenapa?" tanya Ashley. "Biasanya juga kita kalo main ya main aja ke rumah lo."
"Kalian kan udah sering ke rumah gue. Emang gak bosen?" tanya Carel.
"Enggak." jawab Ashley.
"Jangan hari ini ya gurls, please." ucap Carel.
"Bilang aja lo mau berduaan sama Jessen!" celetuk Saline.
"Gak gitu, Sal." bantah Carel.
"Cukup tau! awas aja kalo nanti ada masalah sama Jessen lo minta bantuan sama gua. Gak bakal gua bantuin!" ucap Saline.
"Drama banget sih, lo!" cibir Carel.
Saking asiknya mengobrol kini mereka sudah berada di parkiran. Jessen buru-buru membukakan pintu mobil untuk Carel agar pertengkaran dengan Saline tidak semakin panjang. Sebelum Jessen masuk ke dalam mobilnya, ia menghampiri Saline lalu bilang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfortunately, I Found You
Teen FictionCarel selalu memegang teguh prinsipnya bahwa ia hanya akan menyukai laki-laki yang lebih tua darinya dengan status sosial yang sepadan dengannya. Namun, ketika sudah mendapatkan hal yang ia inginkan, justru Carel tiba-tiba tertarik dengan Jessen yan...