BAB 23 Trying to Find You

17 3 0
                                    

Dua hari bukan waktu yang lama bagi mereka berdua untuk saling berjaga jarak. Kemarin mereka sama-sama menjauh, tapi sekarang malah duduk sebelahan di sebuah cafe. Sambil bersandar, pula.

"Gimana hari-hari kamu tanpa aku?" Gabri bertanya ke perempuan yang sedang bersandar sambil bergelendotan di lengannya. Sedangkan Gabri sendiri sedang mencari tempat untuk berkemah.

"Gak mau ngebayangin yang kemarin." ucap Carel.

Gabri pun tersenyum miring. "Kamu lagi kenapa, sih? Belakangan ini tingkah kamu bener-bener aneh. Udah lebih dari dua kali loh, kamu jauhin aku."

Carel pun menghela napas. "I don't know."

"Pasti ada yang ganggu pikiran kamu, tapi gak mau diceritain. Iya, kan?"

Carel pun mendongak lalu menatap Gabri yang pandangannya masih tertuju ke laptop. Ia tidak menjawab pertanyannya dan memilih untuk kembali bersandar di bahu Gabri yang nyaman. Sebenarnya, lebih nyaman lagi kalau Gabri mendekapnya, tapi ia tidak mau terburu-buru.

"Untung aku yang ada di sisi kamu. Coba kalo cowok lain, pasti udah pergi."

"Iya, kah?"

"Iya, Care. Kamu gak tau aja pikirian cowok. Apalagi kita gak ada status. Cuma nyape-nyapein aja ngehadapin cewek labil udah gitu ambekkan."

"Emangnya aku kayak gitu?"

Gabri pun menatapnya. "Iya, nyebelin tapi aku suka."

Hampir saja Carel menyewot. Tapi kalau dipikir-pikir dia memang labil dan ambekkan. Dia sendiri tidak sadar kenapa orang-orang tetap berada di sisinya meskipun ia cukup menyebalkan untuk ditemani.

"Kamu juga nyebelin. Nyebelin banget, malah." balas Carel.

"Kalo itu aku sih nyadar banget. Tapi kan kalo lagi sama kamu, aku gak nyebelin kayak biasanya." Gabri membela dirjna sendiri.

"Tetap aja kamu nyebelin apalagi pas rapat kemarin. Rasanya pengen aku lempar pake botol minum aja." keluh Carel.

"Sorry, kemarin aku kangen banget sama kamu makanya makin nyebelin."

"Harusnya bilang kalo kangen."

"Gak, ah. Takut kamu gak kangen balik."

"Kalo gak kangen, aku gak bakalan nempel terus kayak gini."

"Berarti mulai sekarang jangan ada jauh-jauhan lagi, ya!"

Carel pun mengangguk cepat disertai senyuman kecil.

"Kalo ada yang mulai ngejauh tanpa alasan harus di hukum."

"Hukumannya apa?"

"Apa, ya?" Gabri menggantungkan kalimatnya. "Kamu ada ide?"

"I have no idea."

"Gimana kalo hukumannya... Harus peluk selama 3 jam."

"Gab, pegel kalo 3 jam!" meskipun suka dengan ide itu, tapi tetap saja Carel protes.

"Yaudah kalo gitu hukumannya kiss on lips aja, gimana?" Gabri tidak peduli dengan orang-orang di sekitar mereka. Toh, mereka duduk di pojok dan posisinya sedang tidak ramai. Jadi dia bisa bebas bicara apapun.

"Gab!"

"Ya?"

"Kenapa sih dikit dikit minta cium?" Carel agak salting.

"I think i'm obssessed with..." Gabri pun menatap bibir berwarna oranye cerah yang glossy itu. "Your lips."

"Nakal juga ya kamu!" kata Carel.

Unfortunately, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang