BAB 46 Come to My Comfy Home

14 2 0
                                    

Sejak pulang sekolah hingga di rumah, hal yang Carel lakukan adalah membaca komik karya Jessen yang tengah populer. Katanya komik ini cukup populer, tapi tidak ada yang membahasnya di base sekolah. Biasanya kalau ada apapun yang menyangkut tentang Jessen akan ramai diperbincangkan, tapi masa iya penggemarnya Jessen di sekolah tidak ada yang tau?

Ibu jarinya menscrool layar ponsel dengan pelan. Sesekali Carel tersenyum, sebab ia jadi tau isi hati Jessen lewat komik ini. Sejauh yang sudah Carel baca, fokus komik ini bukan ke percintaan, tapi tentang persaudaraan antara Lamia dan Lami. Jessen menggambarkan dirinya sebagai tokoh yang mengagumi Lamia. Seorang laki-laki yang sumber kebahagiaannya berasal dari mengamati Lamia.

Tidak perlu waktu lama untuk membaca hingga episode terakhir sebab komik ini masih on going. Episodenya pun masih berlanjut.

"Lucu." ucap Carel.

Sebagai bentuk apresiasi, ia meninggalkan komentar dukungan supaya Jessen lebih semangat lagi dalam mengunggah komik ini. Sontak, terlintas sesuatu di kepalanya.

"Gue main ke rumah Jessen aja kali, ya? kan udah gak salting." gumamnya.

"Gak dulu, deh. Masa gue yang ngejar cowok." lanjutnya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dari papan notifikasi Carel bisa lihat bahwa Jessen mengirimkannya pesan. Sebuah kebetulan yang membuat sudut bibir Carel sedikit naik ke atas. Sepertinya pikiran mereka terhubung.

Jessen lucu

Hai, lagi sibuk gak?
Kalo gak sibuk kita main yuk!

Sebagai perempuan misterius yang sok jual mahal, Carel tidak langsung membalas pesan tersebut meskipun ingin segera membalasnya. Carel menunggu hingga beberapa menit berlalu, baru ia membuka pesan tersebut.

Jessen lucu

Main apa?

Main pacar-pacaran boleh, gak?

Deg.

"Gak usah lebay." ucap Carel kepada dirinya sendiri.

Jessen lucu

Lo tau kan, gue gak suka kayak gini?

Hehe, sorry.
Ke pantai, yuk!

Bosen

Ada rekomendasi tempat main yang bagus, gak?

Ada.
Rumah lo.

"What the fuck?" ucapnya dengan mata membelalak.

Kali ini Jessen tidak langsung menjawab. Carel tau, kok, dia agak berlebihan sebab dia sendiri saja malu. Lihat, pasti Jessen menganggapnya aneh. Dia pun keluar dari room chat tersebut karena takut Jessen akan mengiriminya pesan lagi.

Benar saja. Usai kembali ke home, Jessen mengiriminya balasan chat. Dia langsung membacanya, tapi lewat papan notifikasi.

Jessen lucu

Ok.
Wait.
I'll picked you up
On the way

Just kidding.
Gue lagi gak di rumah. Kapan-kapan aja ya mainnya!

"Stupid. Dumb. Fool." umpat Carel kepada dirinya sendiri.

Bisa-bisanya dia berubah pikiran ketika keinginannya terwujud. Menurutnya, lebih baik saat ini tidak bertemu dulu dengan Jessen. Bukan tanpa tujuan Carel seperti ini jadi, tunggu saja tanggal mainnya.

Unfortunately, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang