005

68.2K 4.5K 278
                                    

YANG NUNGGU ALTHEO UP ADA GAK? MAKASIH BANYAK BAGIAN YANG UDAH NUNGGU😍

SENENG GAK ALTHEO UP?

MAU ADA REUNI PARA PARA IBU SAMA BAPAK YANG DULU GAK???

JANGAN LUPA RAMEIN PART 5!!!!!









SELAMAT MEMBACA!

Sedikit tidak tenang memang meninggalkan Lovata seorang diri di dalam apartemen dalam keadaan sakit, tapi Zean tetap meninggalkan gadis itu. Alasannya karena sang mami, sepertinya Zean harus rajin mengunjungi Zea agar wanita mungil itu tidak terus menerus memikirkannya hanya karena dirinya tidak pernah pulang.

Zean juga akan sering membawa Lovata jika gadis itu sudah kembali sehat seperti biasanya. Ini juga akan mempermudah jika nanti Zean mendapat urusan penting yang harus meninggalkan gadis itu lebih lama dari biasanya.

Gerbang terbuka otomatis, Zean melajukan motornya masuk ke pekarangan rumahnya. Bisa Zean tebak Rangga berada di rumah karena Zean melihat mobil yang sering lelaki itu pakai masih terparkir rapi di garasi.

Pemandangan yang sangat malas Zean lihat, kemesraan kedua orang tuanya. Zean berdehem keras berharap pasangan suami istri itu menyadari keberadaannya. Zean sama sekali tidak iri, toh ia bisa melakukannya dengan Lovata.

"Masih inget rumah?" Sindir Rangga tanpa menolehkan kepalanya karena hafal betul suara anak sulungnya.

"Kamu ih! Gak boleh gitu," kesal Zea memukul lengan kekar Rangga.

"Mami tungguin dari kemarin kamunya gak ada terus," ucap Zea beranjak dari sofa dan memeluk Zean yang tingginya hanya sebatas atas dada Zean.

"Lepas, Amoora," dengan sekali tarikan pelukan keduanya terlepas membuat Zean memutar bola matanya malas.

Sedangkan Zea sudah menatap suaminya dengan tatapan berlagak galak, tentu saja di mata Rangga tidak ada apa-apanya.

"Aku gak suka, ya, Al anak aku, masa aku gak boleh peluk," cerocos Zea kesal. Kejadian seperti ini bukan sekali dua kali, tetapi setiap kali Zea ingin memeluk Zean atau sebaliknya.

"Peluk aku lebih enak," gumam Rangga santai tidak merasa bersalah.

Zea kembali beranjak dari sofa, menghampiri Zean yang sudah duduk di seberang, "Tata ke mana? Gak kamu ajak?" Tanya Zea setelah duduk di samping Zean.

"Mami pengen ketemu padahal," sambungnya berucap.

"Sakit, gak boleh dibawa ke mana-mana," ujar Zean.

Bola mata Zea melotot, "Sakit? Kok bisa? Terus kamu tinggal sendiri?" Perihal putranya tinggal bersama seorang gadis dalam atap yang sama Zea sudah mengetahuinya. Awalnya Zea berpikir yang tidak-tidak, namun Rangga menjelaskan semuanya.

"Sebentar, aku cuma mau liat keadaan mami," ucap Zean.

"Kamu 'kan bisa hubungi papi atau nggak Gara, gak usah maksain ke sini, kasian Tata sendiri-"

"Jadi lo tinggal sama cewek bang?!" Seorang lelaki berseragam putih biru itu bertanya lantang tanpa menatap sekitar.

"Gara," peringat Zea menatap putra bungsunya.

"Assalamualaikum, mami cantiknya Gara, Gara pulang nih, gak bolos kok nggak," ucap Gara panjang lebar. Bocah itu duduk di atas lantai lalu menidurkan kepalanya di pangkuan sang mami.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang