ALTHEO

053

aiii guys, welcomeback, akhirnya setelah beberapa bulan aku gak update hari ini aku update lagi, yeay!!!

kangen banget sama kalian akuu😭 peyuk online dulu yu👩‍❤️‍💋‍👩

itu emoji cium g sih? yauda cium online aja yaaaaa wkwk

ada yang kangen aku?

kangen Al?

kangen Tata?

kangen Liam?

kangen siapa nih kalian?

ini part random sih menurut aku, biasa pemanasan wkwk, maklum yaa baru ngetik lagi hihi

jangan lupa vote&komen yaw!!! harus rameeee!!!!!

SELAMAT MEMBACA

Setelah pulang menemani istri cantiknya jalan-jalan, Zean tidak langsung tidur, meskipun sebenarnya rasa kantuknya mulai menyerang. Zean masuk ke dalam ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas.

Lelaki yang hanya bertelanjang dada itu mulai mengotak-atik keyboard dengan tatapan fokus pada layar monitor. Akhir-akhir ini memang Zean sudah di sibukkan dengan pekerjaan, terkadang lembur sampai meninggalkan istrinya semalaman.

Mendengar suara ponsel berbunyi, lantas Zean mengambil ponselnya dan mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menghubunginya terlebih dahulu.

"An, ini anak dua mau kita apain," Zean menatap layar ponsel kilas, kemudian kembali menempelkannya pada telinga.

"Besok gue urus, lo pulang," suruh Zean.

"Gak jadi lo bunuh? Lumayan lho, setelah lo bunuh biar gue cincang dulu tangan sama kakinya," kata Gerald di seberang telepon.

"Bunuh mereka, gue kehilangan istri gue," ucap Zean seadanya.

"Bini lo polos-polos nyeremin, tapi emang bener sih, bini lo lagi hamil. Gue balik dulu, kalo ada apa-apa panggil gue aja."

"Hm."

"Kali ini lo berdua bisa lolos, tapi nggak buat nanti," gumam Zean sembari meremas ponselnya kuat.

"Theo..."

Zean mengalihkan tatapannya lala mendengar ada yang memanggil namanya, siapa lagi jika bukan istri cantiknya? Zean tersenyum manis melihat Lovata berdiri di depan pintu dengan wajah bantalnya, ditambah gadis itu mengenakan pakaian tidur yang minim membuat Zean semakin tergoda saja.

"Apa? Sini duduk," kata Zean, menepuk pahanya menyuruh istrinya untuk duduk di pangkuannya.

"Kenapa, hm?" tanya Zean setelah Lovata duduk di pangkuannya, tangan kekarnya bergerak mengusap surai Lovata lembut.

"Tata cariin Theo, Tata nggak bisa bobo," ucap Lovata dengan suara pelan nan sedikit serak.

"Kenapa? Pengen sesuatu?" Lovata mengangguk.

"Tata mau minum, haus," jawabnya membuat Zean menganggukkan kepalanya dan langsung mengambil gelas yang berada di atas meja.

"Nggak pengen makan apa-apa?" tanya Zean sembari memperhatikan wajah cantik Lovata.

Tatapan Zean bergerak turun ke bawah, melihat paha Lovata yang terekspos membuatnya hanya bisa menelan ludah dengan kasar.

"Mau.. nasi goreng, tapi Theo yang masak," pinta Lovata, diiringi dengan cengiran lucunya.