012

53.2K 3.6K 312
                                    

AYYYOWWWWW, ALTHEO KEMBALI UP, SENENG GAK?

Yang always nunggu Altheo up ada?

Seneng kalo aku rajin up?

Jangan lupa sebelum baca vote terlebih dahulu ya flennnn!!!❤

Jangan lupa juga follow akunku dan igku yaaa, maaaciiiw







SELAMAT MEMBACA ALTHEO!


Sorenya Liam baru saja pulang dari markas, lelaki itu menepikan motornya dipinggir jalan karena ingin membeli sesuatu terlebih dahulu. Tentu saja ini titipan dari sang bunda, wanita berbadan dua itu ingin memakan martabak katanya. Untungnya hari sudah sore, jadi tidak susah bagi Liam untuk menemukan pedagang kaki lima yang menjual martabak.

"Martabak spesial satu," pinta Liam kepada bapak pedagang  tersebut.

"Siap den!"

Sembari menunggu, Liam duduk di bangku kayu sambil memainkan ponselnya. Akhir-akhir ini Liam sedikit pusing karena Hanna terus membahas kapan dirinya memiliki pacar seperti Zean. Memangnya harus? Itulah yang ada dipikiran Liam.

Bukan Liam tidak menyukai perempuan, Liam adalah lelaki normal sama seperti teman-temannya, hanya saja Liam terlalu malas berurusan dengan makhluk yang bernama perempuan.

Setelah membayar, Liam langsung menaiki motornya dan melajukannya dengan kecepatan sedang, Liam mengabaikan bapak pedagang martabak itu karena uang kembalian yang tidak Liam ambil. Toh memang Liam berniat memberikan semuanya kepada bapak pedagang martabak itu.

Baru saja Liam ingin menancap gas dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba ada seseorang yang tengah menyebrang dan tiba-tiba tergeletak begitu saja di tengah jalanan. Liam mengumpat pelan, nyaris seseorang itu Liam tabrak jika tidak Liam rem.

Karena sudah ada yang menolongnya, Liam hanya melirik kilas wajahnya lalu kembali melajukan motornya, kali ini Liam benar-benar membawanya dengan kecepatan tinggi. Beberapa meni perjalanan, Liam memberhentikan motornya di garasi khusus untuknya, garasi miliknya dengan garasi Raka tentu saja berbeda.

Liam tersenyum tipis saat mendapati sang bunda yang sudah berdiri di depan pintu, selain menunggunya pasti wanita hamil itu juga menunggu pesanannya.

"Mana martabaknya?" Tanya Hanna tak sabar.

"Jangan banyak-banyak, nanti gigi bunda sakit," peringat Liam sembari memberikan kantong kresek berukuran sedang kepada Hanna.

"Dibantu sama kamu dong kalo gitu," ujar Hanna membuat Liam mendengus. Selalu Liam yang menjadi sasarannya. Seperti waktu itu, masih ingat jika Hanna ingin makan seblak? Ya, karena Raka melarang Hanna memakan makanan pedas, jadilah Hanna menyuruh Liam menghabiskan semuanya.

"Liam gak suka yang manis," ucap Liam berharap kali ini Hanna mengerti.

"Bohong, giliran kopi aja suka, kopi juga manis 'kan?" Hardik Hanna sebal.

"Oke, Liam temenin," putus Liam mendesah pasrah, "Liam mandi dulu," sebelum melangkah naik Liam mengecup singkat pelipis sang bunda.

"Jangan lama-lama," teriak Hanna ketika putranya sudah berada di atas.

Pintu kembali terbuka, kini menampilkan Raka yang hanya mengenakan kemeja putih saja, lelaki itu tersenyum tipis ketika Hanna berjalan ke arahnya.

"Nggak lembur?" Tanya Hanna setelah berada dalam pelukan Raka.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang