040

43.5K 3.3K 1K
                                    

Uhuyyy ayyow genggggg, gimanaaaa kabarnya hari iniii???

Weekend giniiii pastii padaa jalan saamaaa doi ya g? ya dongggg pastinyaaaa ahahha

Nungguin ALTHEO update gak nihhh???

Yang bilang aku ngaret, iya maapin yaaaa, biasa otaknya suka ngelaggg wkwkw

terimakasiiii udahhh tembusin vote sama komennya, sayang kaliann banyak banyakkk mmuachhh❤😽

Jangan lupa follow ig ku yaaa @deehl.9 biar gak ketinggalan nantiii info tentang ALGARICK!!!!!






SELAMAT MEMBACA

Menempuh jarak sekitar tiga jam lamanya, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Ketiga mobil itu memasuki kawasan loby hotel yang sudah ditentukan oleh Liam dan Zean. Untuk hari ini Zean dan Liam sudah merencanakan akan beristirahat sampai nanti sore, dan setelah itu dilanjut ke yang lain.

Sedari dalam perjalanan Lovata tertidur-- lebih tepatnya berpura-pura tidur karena menghindar dari Zean. Jangan tanya kenapa, Lovata sangat kesal kepada Zean karena terus memarahinya, belum lagi membentaknya, mengeluarkan kata-kata kasarnya, dan yang membuatnya semakin merasa kesal dan sakit hati, Zean menampar bibirnya cukup kencang.

"Gak--"

Lovata segera membuka pintu mobil seolah tidak ingin mendengarkan apa yang ingin di ucapkan oleh Zean.

Zean yang melihat sikap dingin Lovata pun membuang napasnya kasar, terbesit perasaan bersalah kepada istri cantiknya itu. Seharusnya Zean tidak terus memarahinya sampai mengeluarkan kata-kata kasar.

"Kak Liam kita nginep?" tanya Lovata sembari berjalan menghampiri Liam yang sudah berkumpul bersama Magnus, Agrel, Gerald dan Cinta.

Liam hanya membalas dengan anggukkan kepala.

"Kita semua satu kamar?" pertanyaan Lovata mampu membuat kelimanya melongo tidak percaya. Lovata benar-benar polos.

Merasa aneh ditatap oleh semuanya, Lovata pun ikut bingung, memangnya pertanyaannya salah?

"K-kenapa? Tata salah, ya?" tanyanya lagi menatap mereka satu persatu.

"Ah--nggak-nggak, kita beda kamar, cantik," sahut Gerald menjawab pertanyaan polos yang dilontarkan oleh istri sahabatnya itu.

"Kirimkan yang seperti ini satu, Ya Tuhan," monolog Magnus sembari menengadahkan kedua tangannya.

"Dikasih makan apa sih? Polosnya kebangetan," bisik Agrel kepada Magnus.

"Gue tau, lo mau tau?" Agrel mengangguk menatap Magnus penasaran.

"Kayaknya tiap pagi dikasih makan sperma--"

"Si anjing!" keduanya terbahak kala sama-sama membayangkannya.

"Kalo gitu, Tata satu kamar sama Cicin," ucap Lovata menatap Cinta yang sedari tadi hanya diam karena mengantuk. Dalam perjalanan Magnus terus merecokinya.

"Gak sama Zean?" tanya Cinta sekedar basa-basi. Aslinya sangat senang karena Cinta tidak ingin berada di kamar seorang diri.

"Nggak, sama Cicin aja, boleh 'kan?" tatapannya kembali bergulir kepada Liam.

"Sama gue!" suara yang terdengar familiar mampu membuat senyum Lovata luntur.

"Tata sama Cicin, kata Kak Liam juga boleh," Lovata kembali mengambil jarak dari Zean, lebih mendekatkan dirinya kepada Liam.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang