029

47.3K 3.3K 1.1K
                                    

Sorry telat up


Selamat membaca Altheo

Setelah menyelesaikan urusan dengan Rangga, Zean langsung membersihkan tubuhnya agar bisa cepat menghubungi gadisnya.

Zean masih ingat ketika keluarga Lucas mengatakan bahwa Lovata ikut mati dalam kecelakaan, tentu saja Zean ingin tertawa mendengar penuturan wanita tua yang tak lain adalah nenek Lovata.

Selesai menuntaskan mandi malamnya, Zean duduk di kursi miliknya dengan ponsel yang sudah berada di genggamannya. Dengan segera Zean menghubungi gadisnya, sudah tidur atau belum semoga gadisnya mau mengangkat.

"Kok baru video call Tata sekarang?" Suara khas gadisnya masuk ke indera pendengarannya. Zean tersenyum tipis sebelum berucap.

"Udah minum susu?" Zean balik bertanya.

"Udah, dibuatin sama oma."

"Theo abis mandi?" Zean menjawabnya dengan anggukkan kepala. Mungkin gadis itu menyadari dari rambutnya yang masih basah.

"Kangen..." katakan Zean lebay, lelaki itu menatap gadisnya dengan memelas.

Sedangkan si seberang sana, seorang gadis tertawa mendengar perkataan kekasihnya.

"Gue serius Ta!"

"Tata nggak kangen--"

"Tata..."

Gadis itu kembali tertawa, kenapa jadi Zean yang terlihat manja kepadanya sekarang?

"Mau cium gak?" Zean mendesis, sudah pasti gadisnya ingin menggodanya.

"Besok Theo sekolah 'kan? Jangan bolos lho, nanti kalo gak lulus gimana?"

"Gak masalah," sahut Zean santai.

"Tata gak mau angkat kalo besok Theo gak ikut ujian," ancam gadis itu menatap galak kepada Zean.

"Tinggal gue samperin ke sana, gampang," balas Zean membuat Lovata mengangkat tangannya seolah ingin memukul kekasihnya.

"Nungguin gue?"

"Iya, makanya Tata belum bobo," jawab gadis itu jujur.

"Sekarang bobo--"

"Theo jangan pergi-pergi lagi, besok harus se--"

"Iya, sayang..."

Gadis itu menahan bibirnya agar tidak tersenyum, "Tapi Tata masih mau sama Theo, gak mau bobo," pintanya.

"Bobo, besok gue kirimin makanan kesukaan lo," kata Zean menatap gadisnya dari layar ponsel.

"Ayam pedes?" Seru gadis itu girang.

Zean hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sambil tersenyum, "Sekarang bobo," titahnya lagi.

"Selamat bobo Theo..." Lovata melambaikan satu tangannya sebagai tanda perpisahan dengan Zean.

"Selamat bobo cantiknya Theo," balas Zean kemudian mematikan sambungannya terlebih dahulu.

"Abang gue bisa manja juga, ya," celetuk Gara yang entah dari kapan bocah itu sudah berdiri di ambang pintu.

Zean tidak menggubris celetukan adiknya, ia memilih merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya yang sudah sangat jarang ia tiduri.

"Ngapain?" Tanya Zean kala bocah itu ikut merebahkan tubuhnya di sampingnya.

"Sebentar lagi gue lulus, menurut lo gue sekolah di sini apa di tempat oma Trya?" Tanya Gara meminta pendapat kepada sang abang.

"Lo pikir mami bakal izinin?"

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang