044

40.3K 3.1K 1.9K
                                    

AYYOW GENGGGG APAAA KABARRR? SEMOGA BAIK YAA KALIAN SEMUA❤

Btw btw yang gak sabar nunggu Altheo update manaaa nichhh???

Absen umur kalian yukkkk😻 berapa nichh???

JANGAN LUPA BUAT IKUT PO ALGARICK!! INI HARI KETIGA YAAAA!!! IKUTAN SEBELUM PO NYA BERAKHIR!!!!🔥😍





SELAMAT MEMBACA!

Mendengar nama Lovata di sebut, Zean mengangkat kepalanya. Dadanya tiba-tiba bergemuruh melihat istrinya berada dalam gendongan Liam. Dengan cekatan Zean menghampiri mereka dan langsung mengambil alih tubuh Lovata dengan cara yang begitu kasar.

Sebelum benar-benar pergi, Zean menatap Liam sekilas kemudian barulah ia melenggang pergi menuju lantai dua, dimana letak kamarnya berada.

Zean terlihat sangat emosi, entah apa yang membuatnya terlihat seperti itu, yang pasti Zean sedang merasakan dadanya panas dan bergemuruh, ditambah melihat Lovata datang berada dalam gendongan sahabatnya.

Cara menidurkannya pun berbeda dengan sebelum-sebelumnya, Zean menidurkan tubuh Lovata asal di atas kasurnya. Begitu melihat jelas wajahnya, Zean diam untuk beberapa detik.

"Bangun!" Zean mengguncang lengan Lovata agar gadis itu cepat terbangun.

Namun sepertinya hanya terusik, kedua matanya masih terpejam tetapi bibirnya mengeluarkan suara lirih dibarengi dengan wajah gelisah yang terpasang. Zean yang berpikir itu hanya akal-akalan Lovata saja lantas menarik kedua tangannya membuat gadis itu terkejut dan langsung membuka kedua matanya.

Melihat siapa yang berada di depannya, Lovata langsung menangis memeluk Zean sangat erat.

"Hiks... T-tata takut..." isak tangisnya semakin terdengar, pelukannya pun semakin erat.

"J-jangan tinggalin Tata... Tata takut hiks... takut.." tubuhnya begitu terasa bergetar hebat.

"Sekali tolol tetep tolol!" ucap Zean menohok. Lelaki itu sama sekali tidak membalas pelukan Lovata. Yang Zean lakukan justru melepas pelukannya dan kembali mengangkat tubuh Lovata ke arah kamar mandi.

Namun pergerakannya terpaksa berhenti karena mendengar suara pintu terbuka. Lantas Zean membalikan tubuhnya dan sudah ada Liam yang berdiri di ambang pintu.

"Lo mau siksa dia di kamar mandi?" pertanyaan yang Liam lontarkan mampu membuat Zean diam tak berkutik.

"Gue tau apa yang ada di pikiran lo," Liam menjeda ucapannya, menutup pintunya pelan lalu menyandarkan punggungnya di belakang pintu.

"Biarin dia istirahat, gue mau ngomong sesuatu sama lo," ucap Liam sembari menggerakkan dagunya seolah menyuruh Zean untuk segera menidurkan Lovata.

Dengan amat terpaksa, Zean menuruti perintah Liam.

Kini keduanya berdiri bersampingan di balkon kamar milik Zean. Tidak perlu bertanya pun, Liam sudah tahu keadaan sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja sekarang. Ditinggalkan oleh orang yang paling berharga dalam hidupnya memang hal yang sangat berat.

"Lo marah sama istri lo sendiri gak ada gunanya, lo mikir semua ini gara-gara istri lo?" tebakan Liam memang tidak pernah melesat. Lagi-lagi Zean dibuat membisu.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang