ALTHEO

016

AYYOWWWW, ALTHEO UP SENENG GAK?

ALWAYS NUNGGU NOTIF ALTHEO MANA NICH?

YANG BOLAK BALIK CEK PERPUS BUAT MASTIIN ALTHEO UDAH UP APA BELOM, ADA GAK????

PERASAAN KALIAN CERITA ALTHEO UP???

JANGAN LUPA FOLLOW AKUNKU deehl17 AKU  IGKU @deehl.9

-🦋SELAMAT MEMBACA ALTHEO🦋-

"Bawain gue mobil."

"Lah? Ke mana bang?"

"Gue share lock, cepet!" Suaranya meninggi membuat Magnus yang di seberang langsung mengucap kata siap.

Liam menatap seseorang yang masih tergeletak di sisi jalan, Liam tidak mungkin salah, penglihatannya masih bagus, ia tidak menabrak seorang perempuan ini, lalu mengapa tiba-tiba pingsan? Ingin dibiarkan namun Liam masih sedikit punya hati nurani, bagaimanapun dia seorang perempuan, jika laki-laki tidak masalah, akan Liam biarkan.

Karena merasa tidak asing dengan postur tubuhnya, Liam berjongkok untuk melihat wajahnya yang tertutupi oleh rambutnya.

"Lo nabrak orang?" Kepala Liam reflek mendongak, ternyata Magnus sudah berada di sampingnya.

"Lo balik bawa motor gue, bilang sama nyokap gue ada urusan sebentar," ucap Liam lalu membopong tubuh seorang perempuan itu memasukannya ke dalam mobil.

"Masalah ini?" Teriak Magnus bertanya.

"Gak harus lo bilang masalah ini," kata Liam memperingati sebelum melajukan mobilnya.

"Terus gue bilang masalah apaan? Urusan apaan? Urusan ngurusin janda?" Monolog Magnus seperti orang bodoh.

"Ck, mana buna Han Han lagi kayak singa lagi, bisa abis gue," gumam Magnus sambil berjalan menghampiri motor milik Liam.

Meskipun Liam tidak merasa bersalah, tetapi disini Liam yang nyaris menabraknya, entah perempuan itu merasa terkejut atau apa hingga menyebabkan mendadak pingsan seperti ini. Ekor matanya melirik kilas ke samping dimana perempuan itu berada, sekarang Liam ingat, sebelumnya Liam pernah melihat perempuan ini dalam keadaan yang sama.

Drrtt... Drrtt...

"Kenapa, bun?" Tanya Liam ketika sambungannya sudah terhubung.

"Kamu bener-bener gak sayang sama bunda?"

Liam berdecak kesal dalam hati, "Liam bener-bener ada urusan, setelah urusannya beres, Liam janji, Liam langsung ke sana," ucap Liam meyakinkan.

"Terserah." Sambungan terputus, Liam membanting asal ponselnya.

Setelah sampai di parkiran rumah sakit, Liam segera membawa perempuan itu masuk ke dalam. Pintu ruangan tertutup, Liam menyandarkan tubuhnya pada tembok, semoga saja keadaan perempuan itu baik-baik saja sehingga tidak perlu melibatkan keluarga. Ya, Liam akan sangat malas jika itu terjadi.

"Dengan keluarga pasien?" Liam menganggukkan kepalanya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Lagi-lagi Liam menjawabnya dengan anggukkan kepala.

"Kondisi pasien saat ini sangat lemah, tubuhnya membutuhkan istirahat yang cukup," papar dokter memberi tahu.

"Untuk malam ini pasien harus dirawat inap sampai keadaannya benar-benar membaik."