027

49.8K 3.7K 633
                                    

KOMEN SINI YANG NUNGGU ALTHEO UPDATE!!!!

BTW, GIMANA KABARNYA HARI INI????

SEPERTI BIASA AKU TUNGGU 1K VOTE DAN 500 KOMEN!! DM AKU KALO UDAH TEMBUS DALAM WAKTU 24JAM!!!







SELAMAT MEMBACA ALTHEO

🦋🦋🦋

P

erkataan gadisnya memang ragu untuk Zean percaya. Keraguannya kini terbukti, setelah sampai di apartemen gadisnya kembali mendiamkannya.

Begitu sampai di apartemen, Lovata langsung menyuruhnya untuk langsung mandi, dan tentu saja Zean menurut. Setelah menuntaskan mandinya, Zean mencari keberadaan gadisnya yang ternyata sedang duduk santai di ruang televisi dengan laptop berada di atas pangkuannya.

"Udah dong, Ta," ucap Zean duduk di samping Lovata dan menjatuhkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Ta..." Jari telunjuknya bermain di pipi gembul gadis itu lalu menekannya beberapa kali.

"Lo selalu kayak gitu," dengan sengaja Zean menggesekkan hidungnya di pipi Lovata berharap gadisnya merespon.

Zean berdecak kesal saat gadisnya benar-benar mengacuhkannya. Ingin sekali rasanya Zean membanting laptop itu. Baiklah, sepertinya ini akan yang kedua kalinya Zean membanting laptop milik gadisnya.

"Tata..." Zean semakin menenggelamkan wajahnya di leher Lovata. Suaranya yang begitu pasrah, Zean tidak tahu harus berbuat apa.

"Gue banting laptop--"

"Iya, apa?" Akhirnya gadis itu merespon setelah sekian lama Zean mengajaknya bicara.

Alis Zean terangkat, "Cuma gitu?"

Lovata menghela napas pelan, menutup laptop lalu menyimpannya di atas meja. Mengganti posisinya menjadi berhadapan dengan Zean lalu menarik tengkuk lelaki itu agar bersandar di atas dadanya.

Tentu saja Zean tersenyum senang, gadisnya memang selalu di luar dugaan.

"Masih marah sama gue?" Tanya Zean tanpa menatap gadisnya. Tatapannya fokus menatap perut rata gadisnya yang ia usap dengan telapak tangan kasarnya.

"Gue gak suka di diemin--"

"Tata emang lagi males ngomong, Tata udah gak marah sama Theo," ucap Lovata mengusap rambut basah kekasihnya. Lovata membenarkan duduknya menjadi bersandar pada kepala sofa agar Zean lebih nyaman dalam pelukannya.

"Hati Tata lagi gak enak--"

"Kenapa? Ada yang gangguin lo?" Lovata menggeleng sambil tersenyum tipis. Masa haidnya belum berakhir, perutnya memang tidak begitu nyeri, tetapi entah kenapa suasana hatinya sangat buruk pagi ini.

"Ta."

"Apa?" wajahnya menunduk menatap Zean.

"Mau cium," pinta Zean menunjuk bibirnya.

"Nggak--"

"Tata..." Diam-diam Lovata tersenyum geli saat Zean mengguncang tubuhnya karena kesal dengan penolakannya.

"Lo--" Cup!

"Lagi," pinta Zean kembali menunjuk bibirnya.

"Nggak, awas Tata mau ke kamar," tangan mungilnya berusaha menyingkirkan kepala Zean namun dengan sengaja lelaki itu melemaskan kepalanya dan kedua tangannya semakin bertaut erat.

"Sekali lagi, janji," Lovata tetap menggelengkan kepalanya membuat Zean mendengus kesal.

"Ayo, sayang, sekali lagi," paksa Zean menunjuk bibirnya berharap gadisnya kembali menciumnya.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang