ALTHEO

021

AYYOW, GIMANA KABAR KALIAN HARI INI??

Mau tau dong siapaaa aj yg selaluuuu nungguin ALTHEO uppppp

Ada yang seneng ALTHEO UP????

JANGAN LUPA FOLLOW deehl17 IGKU @deehl.9 terimakasiiihh yang mau follow❤

SELAMAT MEMBACA ALTHEO

"Argh--"

"Ras--Ah..." Zean tersenyum menyeringai mendengar suara indah yang keluar dari bibir gadisnya.

"Masih mau nakal, hm?" Tangan miliknya semakin kencang meremas satu dada Lovata membuat gadis itu memejamkan matanya.

"Ngg... Ah, Theo..."

"Rasain," ucap Zean mengikuti ucapan gadisnya yang terpotong karena Zean lebih dulu bertindak. Salah sendiri gadis itu menekan lukanya dengan sangat kencang, tentu saja Zean tidak terima. Dan Zean membuktikan ucapannya, melampiaskan kesakitannya dengan meremas dada milik gadisnya.

"THEO NAKAL!!" Jerit gadis itu ketika berhasil turun dari pangkuan Zean dan turun dari atas kasur.

"Lo juga sama, nakal," kata Zean tak mau kalah.

"Theo sendiri ngomongnya jorok!!"

"Apa yang jorok?" Nampaknya Zean semakin gencar menggoda Lovata.

"Gak tau, Tata kesel!!"

"Kesel apa enak?" Alisnya turun naik menggoda gadisnya yang terlihat semakin kesal.

"Kesel!!!"

"Tapi ngedesahnya kok enak banget?"

"Theo!!!! Tata bilangin mami Theo--"

"Bilangin aja, paling nanti suruh dinikahin, iya gak?"

"Nggak! Theo nakal!!" Zean terkekeh puas. Zean pun tidak tahu mengapa ia berani melakukan itu kepada Lovata.

"Mau gue jilat gak?" Pertanyaan yang membuat wajah Lovata memerah antara menahan kesal dan malu.

Zean gelagapan sendiri saat gadis itu berjongkok dan mulai mengeluarkan tangisnya. Lantas Zean turun dari ranjang lalu menghampiri Lovata yang terduduk di lantai sambil menangis.

"Ta--"

"Nggak, hiks... Theo nakal!!!" Baru saja ingin memeluk gadis itu, tubuhnya sudah lebih dulu didorong oleh Lovata.

"Tata bilangin mami Theo, hiks... Theo nakal remes-remes dada Tata, hiks..."

"Tapi lo yang mulai Ta," ucap Zean masih tidak ingin disalahkan.

"Nggak, pokoknya Theo yang nakal!"

"Iya gue yang nakal, udah gak usah nangis, gue minta maaf," ucap Zean lalu mengangkat tubuh gadis itu didudukkan di sofa.

"Jangan peluk-peluk!" Zean membuang napasnya kasar, lelaki itu sedikit menjauhkan tubuhnya menuruti keinginan gadisnya.

"Tata mau ke rumah mami Theo--"

"Nggak!" Tolak Zean mentah-mentah.

"Ta... Jangan nangis, gue minta maaf, ya?" Bujuk Zean kembali merapatkan tubuhnya dengan Lovata. Namun gadis itu kembali menjauh seolah tidak ingin di dekati oleh Zean.

Jauh dari dugaannya, gadis itu merangkak naik ke pangkuannya dan kembali menangis di ceruk leher Zean. Zean tersenyum senang, kedua tangannya dengan cepat memeluk pinggang Lovata erat.