002

92.8K 5.7K 374
                                    

GIMANA MENURUT KALIAN SETELAH BACA CERITA PART PERTAMA?

ADA YANG KURANG? KURANG UWU?

JANGAN LUPA RAMEIN PART DUANYA!!!

BAKAL RAJIN UPDATE KALO RAME TERUS WKWK






SELAMAT MEMBACA🦋

Zean masih setia mengusap punggung Lovata, sepertinya gadis itu benar-benar membutuhkannya. Salah dirinya yang belum bisa membagi waktu untuk Lovata, gadis itu benar-benar terkurung di apartemen tanpa ada siapapun yang mengetahui kecuali dirinya dan Liam.

Bahkan Zean tidak memberitahu Rangga, sang papi yang selama ini selalu memberikan apa yang Zean mau.

"Makan ya?" Bujuk Zean lembut. Tangannya beralih membenarkan rambut Lovata yang menutupi wajah cantiknya.

"Tata mau Theo, bukan mau makan," ucap gadis itu dengan suara tenggelamnya.

"Kalo mau Theo, Tata harus makan," ujar Zean. Bisa hancur harga dirinya jika disini ada teman-temannya.

"Sama Theo makannya?" Tanya Lovata melepaskan pelukannya.

Salah satu sifat yang Zean sukai, Lovata jarang sekali menangis meskipun gadis itu tengah merasa kesal atau marah. Kecuali jika sudah fatal, nangisnya pun bisa sampai berjam-jam.

"Iya, sayang," bibir gadis itu berkedut menahan senyum, hanya karena mendengar kata sayang rasa kesal kepada Zean seolah hilang begitu saja.

"Tapi Tata mau makan diluar, boleh?" Pinta Lovata membuat Zean diam.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Zean sembari mengusap bibir bawah Lovata.

"Setengah dua belas malem," jawab Lovata melirik ke arah jam dinding.

"Malem berarti?" Lovata mengangguk.

"Kalo malem waktunya?"

"Bobo."

"Pinter, makan disini aja, Theo suapin mau?" Tawar Zean. Zean memang tidak pernah membawa Lovata keluyuran, karena biasanya Zean selalu mengatur waktu tidur gadis itu.

"T-tapi, Tata mau makan diluar-"

"Tapi yaudah gapapa, Tata makan disini aja," putusnya sembari tersenyum manis.

Ini juga salah satu sifat yang Zean sukai, sifat penurut.

"Pinter," puji Zean sambil tersenyum tipis. Setelah menurunkan Lovata di pangkuannya, Zean berjalan keluar kamar untuk mengambil makanan. Sepertinya Zean harus kembali memasak karena tidak mungkin Zean memberikan makanan yang sudah dingin kepada gadisnya.

Lovata memandang punggung tegap Zean hingga sudah tak terlihat. Lovata suka Zean malam ini, Zean bersikap manis kepadanya, tidak seperti malam-malam yang sudah, Zean selalu bersikap acuh dan galak kepadanya. Tatapan Lovata beralih menatap ke arah lantai dimana laptop pemberian dari Zean sudah hancur terbelah dua. Sedih memang, Lovata tidak bisa lagi menonton drakor atau kartun kesukaannya.

"Sayang banget," gumam Lovata sembari memunguti laptopnya.

🦋🦋🦋

Beres dengan memasak, Zean beralih mengambil susu cokelat untuk Lovata, pergerakannya terhenti saat ponselnya berdering.

Melihat siapa yang menelpon, tidak menunggu lama lagi Zean langsung mengangkatnya.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang