018

52.8K 3.7K 607
                                    

AYYOWWWW, GIMANA KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK YA:)

MASIH NUNGGU ALTHEO UP KANNN????

Karena hari ini tepatnyaaaa bertambah umurku, jadi aku berbaik hati update di siang bolong kek gini biar kalian tambah sayang sama aku wkwk<3

BERHARAP ADA NOTIF ALTHEO GAK WALOPUN UDAH UP KEMARIN TAPI KALIAN BERHARAP DAPET NOTIF LAGI? SELAMAT KALIAN BERHASIL!!!!❤

YANG SENENG ALTHEO UP ADA GAK NIH???

JANGAN LUPA FOLLOW AKUNKU deehl17 IGKU @deehl.9 Follow yaw!!!!









-SELAMAT MEMBACA ALTHEO-


Meskipun Lovata sudah memaafkannya, tetapi entah mengapa Zean merasa jika gadisnya masih bersikap dingin kepadanya. Zean mengusap wajahnya frustasi, tatapannya kembali fokus tertuju ke arah pintu kamar mandi dimana gadisnya tengah berada di dalam.

Tak lama, pintu kamar mandi terbuka, Zean berdiri dan berjalan menghampiri Lovata.

"Ta," lelaki itu mengekori Lovata yang berjalan keluar kamar.

"Kenapa masih diemin gue?"

"Tata gak ngerasa diemin Theo," sahut gadis itu tanpa membalikan tubuhnya.

"Tata..." Kedua tangan kekarnya melingkar begitu saja di perut rata gadisnya.

"Kalo masih marah bilang, jangan diemin gue," ucap Zean sembari menduselkan wajahnya di leher putih gadisnya. Terpaan napas begitu terasa di leher Lovata.

"Theo sayang 'kan sama Tata?" Zean menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Sayang banget," gumam Zean menjawab.

"Kalo gitu, Tata minta biarin Tata tidur di kamar--"

"Ta..." Suaranya terdengar merengek. Apa-apaan ini? Lovata ingin pisah kamar dengannya seperti waktu masih pertama gadis itu tinggal di apartemennya?

"Lo masih marah, makanya mau pisah kamar sama gue," ucap Zean semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan, ya sayang?" Jika biasanya hanya dengan panggilan sayang saja gadis itu akan dengan cepat luluh, tapi sekarang tidak, bahkan wajahnya saja tidak memancarkan ekspresi apapun.

"Cantik..." Siapapun yang mendengar suara lelaki itu sekarang, pasti akan merasa gemas.

"Kenapa marahnya lama banget?"

"Theo harus apa biar Tata maafin Theo?" Lihat, betapa lucunya ketua Elang itu, merengek persis seperti bocah yang sedang meminta maaf kepada ibunya.

Lovata melepaskan kedua tangan lelaki itu lalu berbalik badan, "Udah, ya? Biarin Tata istirahat," kata gadis itu dengan tatapan mendongak menatap wajah Zean yang terlihat begitu menyedihkan.

Gadis itu sama sekali tidak berniat ingin menghukum kekasihnya, memang susana hatinya saja belum membaik. Mungkin dengan cara mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya sejenak, suasana hatinya akan kembali baik.

"Theo juga jangan lupa istirahat, kalo mau keluar jangan pulang malem-malem," gadis itu berjinjit agar tingginya sama dengan Zean. Sebagai salam perpisahan, gadis itu menepuk beberapa kali puncak kepala Zean lalu melenggang pergi meninggalkan Zean yang masih setia terdiam.

"Gue mau peluk dulu Ta," ucapannya mampu membuat langkah Lovata terhenti.

Senyum Zean seketika mengembang ketika gadis itu merentangkan kedua tangannya. Lantas Zean berlari dan memeluk erat tubuh gadisnya. Lihat, dalam keadaan suasana hati tidak baik saja gadis itu masih menuruti keinginan kekasihnya.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang