052

51.4K 3.6K 2.5K
                                    

ayyoww, apa kabarrrr?

Ada yang nungguin aku update gak???

Yang kangen ALTHEO mana nichhh??

Btw, kalian baca ALTHEO lagi ngapain??





SELAMAT MEMBACA

"Tata bilang--"

"Taa, please... kalo bener lo gak terima, jangan ngomong kayak gitu, itu anak gue, darah daging gue," ucap Zean memohon kepada istrinya. Sejujurnya Zean sangat marah, namun Zean juga sudah berjanji apapun keadaannya tidak akan lagi memarahi atau membentak istrinya.

"Tata mau sekolah... Theo ngerti--"

"Gue ngerti, tapi mau gimana lagi? Ini semua udah di atur sama Tuhan, Ta, please..."

"Terus maksud Theo, Tata gak boleh sekolah lagi? Theo jahat!!!" gadis yang tengah duduk berhadapan dengan Zean itu menjerit sembari memukuli dada bidang Zean.

Ya, setelah mendengar apa yang di ucapkan oleh dokter Anita, bahwa Lovata sedang mengandung, gadis itu langsung menangis meraung. Zean paham, itu tidak seperti yang diinginkan oleh Lovata, tetapi bagaimana pun ini sudah menjadi rencana dari Tuhan.

"Denger," Zean membawa istrinya ke dalam dekapannya, mencium puncak kepalanya, berharap tangis istrinya berhenti, "Tata mau sekolah boleh, untuk empat bulan ke depan, tapi kalo perut Tata udah keliatan, Tata sekolahnya di rumah, ya, sayang?" begitu lembut Zean berucap.

"T-Tata nggak mau hamil, hiks..."

Zean mengusap wajahnya kasar, ini bukan pertama kalinya Lovata berbicara seperti itu. Marah? Tentu saja, rasanya sakit saat istrinya mengatakan tidak ingin hamil. Meski Zean tahu, bahwa semua ini adalah kesalahannya.

"Kalo temen-temen Tata tau, Tata nanti malu--"

"Kenapa harus malu? Tata udah nikah sama Theo, kalo perlu Tata tunjukkin buku nikah kita," Zean menyela ucapan istrinya.

"Jangan nangis, maafin Theo..." lirih Zean berbisik tepat dekat telinga Lovata.

"Ini gara-gara Theo, hiks... Tata--"

"Iya, ini Theo yang salah, udah, ya, sayang, jangan nangis terus..."

"Cape, hm?" Zean mengusap lembut wajah Lovata yang basah karena air mata, Zean juga menyingkirkan rambut Lovata yang menghalangi wajahnya.

"Tata belum makan--"

"Tata nggak mau makan..." gadis itu menyangkal ucapan Zean, bahunya masih naik turun karena sesenggukan.

"Gimana kalo nanti baby-nya lapar? Kasian dong, sayang," ucap Zean, saking gregetnya Zean terpaksa mencubit kedua pipi bulat istri cantiknya.

"Theo kerja aja, Tata mau sendiri," gumam Lovata memandang Zean dengan kedua mata sembabnya.

"Oke, gue berangkat kerja," kata Zean sembari turun dari ranjang. Itu hanya untuk memancing Lovata. Dan Zean sangat berharap Lovata akan menghentikannya, dan mau menuruti semua perintahnya.

"Theo--"

Begitu mendengar namanya di panggil, Zean lantas membalikan tubuhnya, tersenyum menatap istri cantiknya.

"Kenapa, hm?"

Tanpa bicara, Lovata mengulurkan kedua tangannya, seperti memberi kode kepada suaminya untuk menggendong dirinya.

"Dengan senang hati cantiknya Altheo," ucap Zean, kembali menghampiri Lovata dan langsung menggendongnya bak ibu koala.

"Makan, ya?" bujuk Zean seraya menatap kedua mata cantik Lovata.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang