ALTHEO

036

Apaaa kabarrr gengggg???

Nungguin kesayangannn kaliann up gak niiii???

Terimakasiiii sudah memenuhi target, I love you so much hhhhhhh😻

Jangan lupa aku tunggu 1K VOTE & 1K KOMEN!!!!

SELAMAT MEMBACA ALTHEO

"Pagi, mami cantiknya Gara," seperti biasa Gara akan selalu menyapa sang mami jika waktu sarapan pagi akan tiba. Bocah itu kini menghampiri Zea yang masih berada di dapur bersama para maid lainnya yang membantu.

"Boy," Gara tahu itu adalah suara berat milik sang papi.

"Samperin papinya dulu," tegur Zea ketika putra bungsunya itu berpura-pura tidak mendengar.

"Males ah, papi gak asik," sahut Gara sebelum kembali melahap buah anggur dua butir sekaligus.

"Mami gak ajarin--"

"Iya, mami, iya," pasrah Gara kemudian menghampiri meja makan dimana terdapat Rangga yang tengah duduk sembari memainkan ponselnya.

"Apa sih pi?"

"Duduk dulu," perintah Rangga. Gara menurut, duduk di samping sang papi.

"Kalo papi mau nyuruh Gara buat ngomongin perusahaan Gara gak mau," ucap Gara menatap Rangga dalam.

"Kapan bilang ke oma?"

Uhuk--uhuk--

Gara diam untuk sesaat, sial! Gara lupa jika dirinya sudah menghubungi Trya, sang nenek yang berada di Inggris jika dirinya akan bersekolah di sana. Bahaya, jika Zea tahu sudah pasti akan menangis dan mendiamkannya.

"Jangan kenceng-kenceng, nanti mami denger," bisik Gara kepada Rangga.

"Papi tanya, kapan bilang?"

Bocah tampan yang masih berumur enam belas itu meringis sekaligus menggaruk hidungnya yang tidak gatal, "Kemarin, waktu papi keluar dari kamar."

"Mau papi ngomong sama mami kamu apa--"

"Gara telpon oma sekarang buat batalin," sergah Gara cepat sembari merogoh ponselnya yang di simpan di saku celananya.

"Kenapa, sayang?"

"Maaf oma, mami sama papi gak izinin Gara sekolah di sana--"

Terdengar gelak tawa singkat dari arah seberang, "Oma paham, sekolah yang bener di sana, jagain mami kamu," Gara menghela napas lega mendengar penuturan sang oma.

"Makasih oma, Gara tutup teleponnya," sambungan terputus secara sepihak, Gara melemaskan tubuhnya dengan cara bersandar pada kepala kursi.

"Makan," Gara tersentak kaget saat mendengar suara dentingan piring yang beradu dengan meja makan.

"Mi--"

"Mi, mi, jangan marah--"

"Mamii!"

"Pi, tanggung jawab!!" teriak Gara kesal kepada sang papi.

"Kamu yang salah, beresin sendiri," kata Rangga berlagak acuh.

"Awas aja Gara bilangin papi masih suka pergi ke klub sama--"

"Bilangin, mami kamu gak bakal percaya--"

"Rangga!!" mode kesal bocah itu keluar, Gara memanggil sang ayah dengan sebutan nama jika sudah benar-benar kesal.