010

61.8K 3.8K 311
                                    

AAAAYOWWWWW, ALTHEO UP NIH SENENG GAK?

YANG ALWAYS NUNGGU ALTHEO ADA?

YANG PENASARAN PART KALI INI ADA?

KANGEN ZEAN?

KANGEN TATA?

KANGEN LIAM?

KANGEN AKU?











SELAMAT MEMBACA!

"Mana Tata?" Tanya Zean pada Zea karena kebetulan wanita itu sedang berada diruang kumpul bersama Rangga.

"Dikamar kamu, udah tidur dia," jawab Zea sambil berdiri menghampiri putranya.

"Kamu baik-baik aja? Keliatan cape banget," tanya Zea menatap Zean.

Zean tersenyum tipis, "Al baik-baik aja, mami gak perlu khawatir," ucap Zean meyakinkan.

"Aku ke atas," pamit Zean, sebelum melangkah Zean memberi kecupan singkat di pipi sang mami. Tanpa Zean sadari, pergerakannya ternyata ditatap tajam oleh Rangga.

"Kamu kenapa?" Tanya Zea ketika kembali duduk di samping Rangga.

"Suka banget kayak gitu," gumam Zea sedikit kesal karena pertanyaannya tidak dijawab.

"Kamu cemburu Al cium aku?" Tanya Zea lagi.

"Biasa aja," sahut Rangga tanpa menoleh. Lelaki itu fokus menatap ponselnya.

"Terus kenapa diemin aku?" Rangga kembali diam tanpa menjawab.

Zea menghela napas, wanita itu lebih mendekatkan tubuhnya dengan Rangga lalu menidurkan kepalanya di pangkuan Rangga.

"Apa?"

"Kamu belum cium aku dari pulang kerja," ucap Zea sembari menunjuk bibirnya.

"Kenapa gak sekalian minta sama anak kamu?" Sinis Rangga.

"Kamu ih!" Baru saja Zea ingin bangun, tetapi tangan Rangga lebih dulu menahannya hingga Zea kembali tertidur.

"Awas! Aku mau tidur," ketus Zea.

"Selalu kayak gitu, Al anak ka--" tidak sempat Zea melanjutkan ucapannya karena bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Rangga.

"Aku tetep gak suka," bisik Rangga membuat Zea mendengus.

Rangga kembali mencium bibir Zea, kali ini Rangga melumatnya lembut. Sedari dulu hingga sekarang yang menjadi tempat favoritnya hanyalah bibir istri mungilnya. Bibir yang setiap hari selalu terlihat seksi.

"Mami, Tat--"

Zea melepas paksa bibirnya lalu bangun dengan cepat, di depan sudah ada Zean dan Lovata yang berdiri di belakang Zean.

Zean menatap sinis ke arah Rangga, "Gak punya kamar?" Sindir Zean.

Tanpa berniat mengucapkan apapun, Rangga berdiri dan langsung menggandeng tangan mungil Zea membawanya pergi dari hadapan Zean dan Lovata. Tidak, Rangga tidak malu sama sekali, justru Rangga sangat kesal karena kegiatannya terganggu oleh anaknya itu.

"T-Tata gak liat kok Theo," cicit Lovata begitu Zean membalikan tubuhnya menghadap Lovata. Gadis itu mendongak agar bisa melihat wajah Zean.

"Mau kayak gitu?" Goda Zean tersenyum menyeringai.

"Kayak gimana? Ciu--"

"Nggak, ayo pulang," ajak Zean menyela ucapan gadisnya. Bahaya jika diteruskan.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang