014

50.5K 3.6K 425
                                    

AYYOWWW, ALTHEO UP SENENG GAK?????

YANG NUNGGU ALTHEO UP ADA?

YANG ALWAYS NUNGGU NOTIF ALTHEO ADA?

ADA YANG KANGEN LIAM GAK?????

KANGEN RANGGA ZEA?

KANGEN HANNA RAKA?

ATAU KANGEN SIAPA NIH KALIAN????

SEBELUM BACA JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG YAW!!!!

FOLLOW AKUNKU deehl17 DAN INSTAGRAMKU @deehl.9 WAJIB!!!!!











-SELAMAT MEMBACA ALTHEO-

Langkahnya berjalan mundur perlahan, gadis itu pikir Zean akan berbuat kasar kepadanya atau tidak memarahinya habis-habisan. Namun, ternyata salah, setelah Zean melontarkan pertanyaan yang membuat hati Lovata merasa takut, Zean melengos pergi begitu saja tanpa berucap lagi.

Lovata memandangi punggung Zean yang mulai menghilang dibalik pintu kamar mandi. Hatinya mulai gelisah, Lovata takut Zean marah besar karena tahu jika dirinya baru pulang dari luar. Sembari menunggu Zean, gadis itu duduk di tepi ranjang sambil memainkan jari-jarinya. Padahal Zean tidak memarahi atau membentak atau bahkan kasar kepadanya, tapi kenapa Lovata sangat takut?

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Zean dengan rambutnya yang masih basah, seperti biasa lelaki itu hanya akan bertelanjang dada jika sudah menyelesaikan mandi malamnya.

Wajah Lovata mendongak, senyumnya luntur kala Zean sama sekali tidak memandangnya, bahkan lelaki itu pergi keluar kamar tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Lovata. Lovata segera berdiri, dengan langkah lamban gadis itu berjalan mengikuti Zean setelah lelaki itu menghilang dari pandangannya.

Rasanya Lovata ingin menangis didiamkan seperti ini oleh Zean, namun Lovata menahannya. Matanya pun sudah mulai memanas, lebih baik Lovata dihadapkan dengan Zean versi memarahinya habis-habisan daripada diam seribu bahasa seperti ini.

Melihat Zean duduk di sofa ruang televisi, Lovata segera berjalan menghampiri kekasihnya, gadis itu berdiri di depan Zean, berharap Zean peka atas keberadaannya.

"Theo, Theo marah sama Tata?" Gadis itu berjongkok dihadapan Zean.

"Tata minta maaf, Tata pergi gak bilang-bilang Theo," ucap gadis itu. Tangan mungilnya terangkat menyentuh lutut Zean karena lelaki itu tak kunjung menatapnya.

"Jangan diemin Tata, kalo Theo mau marah, marahin Tata aja, Tata janji, Tata nggak bakal nangis," sambungnya berucap. Demi apapun, ini untuk pertama kalinya Zean mendiamkannya seperti ini.

"Theo... Ngomong jangan diemin Tata," suara rengekan mulai terdengar di telinga Zean. Namun, Zean tetap bergeming, rasa kesalnya kepada gadisnya belum menghilang, jika Zean tidak bisa menahannya, mungkin Zean sudah melampiaskan semuanya kepada gadisnya. Namun Zean tahu, sedari dulu sampai sekarang Zean tidak pernah bermain fisik kepada Lovata.

"Kalo Theo diemin Tata, Tata jadinya pengen nangis, terus nanti Theo tambah marah sama Tata, Theo..." Kedua tangan putih gadis itu berada di lutut Zean, lalu Lovata sedikit menggoyangkannya berharap Zean merespon.

ALTHEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang