Ch. 9

93.6K 12K 1K
                                    

Maaf gengs Star baru nongol sekarang ><

Happy reading 🖤

Tandai Typo-nya ✍️

----

09. Rasa penasaran Lheo

Angin berhembus pelan hingga menerbangkan anak rambut Aurora. Gadis itu menunduk dengan air mata meluruh. Di sebelahnya, Alira dan Loli terus mengusap bahu sang sahabat berusaha menenangkan. Walaupun dalam benak Alira sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Aurora.

"Ra, lo kenapa sih? Coba ngomong sama gue, jangan kayak gini dong, gue ikut sedih, nih," ujar Alira, ia sungguh tidak tega melihat sahabatnya dalam kondisi seperti ini.

"Gue kecewa sama dia, Al, dia khianatin gue. Bahkan sampe sekarang gue masih ngingat dia terus, khawatirin dia, tapi apa balasannya? Dia malah hianatin kepercayaan gue! Gue sayang banget sama dia, Al," racau Aurora. Ia sungguh kecewa pada Jake. Bisa-bisanya cowok itu mengkhianati kepercayaan Aurora di saat mereka masih menjalin hubungan.

Kening Alira mengerut. "Maksud lo siapa sih, Ra? Gue gak ngerti. Lo kayak gini pas denger kabar si Jake, Jake itu 'kan? Emang lo punya hubungan apa sama dia? Dekat aja, gue yakin lo gak pernah," ujar Alira, ia sungguh tidak mengerti.

Ucapan Alira membuat Aurora terdiam. Ia terlalu larut dalam kesedihannya, sampai Aurora tidak sadar jika ia terlihat aneh di mata orang-orang, termasuk di mata Alira dan Loli.

"Gue punya satu rahasia, Al, nanti gue ceritain sama lo berdua. Tapi belum sekarang, gue butuh waktu. Gue harap lo ngerti dan bisa nerima semuanya," ujar Aurora sembari menatap Alira dan Loli. "Makasih ya udah care sama gue, pasti gue kelihatan aneh ya?" Aurora meringis saat menyadari tingkahnya tadi.

Semua karena Jake Abimanyu!

"Nyadar juga lo." Alira menyentil kening Aurora sebelum menarik sahabatnya itu untuk di peluk. "Gue tunggu sampe lo cerita semuanya, Ra. Jangan sedih lagi ya, apalagi sampe kayak tadi kantin. Anak-anak lain pasti ngira lo udah gak waras," lanjut Aurora.

Loli yang melihat kedekatan Aurora dan Alira, lantas ikut nimbrung, ia ikut memeluk tubuh sahabat barunya itu.

"Jangan sedih lagi ya, nanti Loli kasih lolipop deh, Loli punya banyak di rumah. Aurora bilang aja mau berapa, nanti Loli bawain, sekalian sama pabriknya kalau perlu," ujar Loli membuat Aurora terkekeh sedangkan Alira menggeleng cepat.

"No! Dia gak bisa makan permen, nanti giginya rusak. Pokoknya gak boleh, kalau lo masih sedih, mending kita shopping aja, gue yang bayarin, berhubung Papi lagi nyuruh gue hambur-hambur duit. Katanya sih, biar uangnya cepat berkurang," ujar Alira, ia sedikit tidak habis thinking dengan jalan pikiran dari Papinya.

"Om Dul, emang lain dari yang lain ya," timpal Loli terkekeh. "Loli aja mau di beliin pabrik permen sama Om Dul, katanya sih, uangnya udah gak tau mau di pake ngapain lagi."

Aurora tercengang. "Emang Papi lo kerja apaan, Al?" tanya Aurora.

"Ngepet kali, Loli tahu, pasti Om Dul jaga lilin, terus Alira yang jadi babinya," ceplos Loli membuat Alira mendelik ke arahnya.

"Sembarang kalau ngomong suka bener," timpal Alira, kemudian gadis itu tertawa. "Ya kali ngepet, Papi gue punya tambang emas terbesar di Sulawesi, terus juga punya kapal pesiar dan ada lagi sih, cuma gue gak tau apa." Alira mengedikkan bahunya.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang