Ch. 15

101K 11.7K 1.2K
                                        

Thanks untuk 52k readernya 🥰

Happy reading 🐅 tandai Typo-nya ✍️


15. Mulai bucin?

Aurora menopang sebelah tangannya di pembatas balkon, sedangkan Sebelah lagi tengah memegang secangkir cokelat hangat yang sesekali ia seruput.

Keadaannya sudah mulai membaik, tidak sepanas tadi malam hingga berakhir ia tidak sekolah hari ini. Beruntung tadi malam Lheo tidak adu cekcok dengannya karena Aurora yang tidur di kasur. Mungkin cowok itu sudah di beri sedikit hati, hingga tak tega melihatnya yang tengah sakit harus tidur di sofa

Sedari tadi Aurora tengah memperhatikan Lheo yang tengah di hukum oleh Tiger mengenai masalah Baby. Di mana Lheo yang lebih memilih membela Baby kebanding Aurora.

Tiger yang memang mempunyai banyak mata-mata di SMA Phoenix, maka dari itu tidak tinggal diam. Walaupun ia telat mengetahuinya, namun bukan berarti Lheo lepas dari hukuman. Maka dari itu, di siang hari yang terik, di mana Lheo baru saja pulang sekolah, sudah di cegat Tiger yang masih berstelan formal--pria itu memutuskan pulang hanya untuk menghukum Lheo.

Tiger menyuruh Lheo push up, dengan kedua kaki Tiger di atas punggungnya. Sedangkan ia sendiri tengah duduk di kursi sebelah tubuh Lheo, maka itu memudahkan kakinya untuk ia letakkan di punggung Lheo.

"Capek, Pi. Udah ah, Lheo belum minum nih. Serek banget," ujar Lheo yang sudah kelelahan. Baru pulang sekolah langsung di hukum seperti ini.

"No! Tiga puluh dua kali lagi. Ayo cepat, makannya jangan berulah Son. Gue paling gak suka ya, kalau mantu gue di gituin sama lo," ujar Tiger sinis. Ia sangat menyayangi Aurora semenjak menjadi menantunya, dan tentu saja perlakuan kasar Lheo terhadap Aurora membuatnya geram.

Lheo mendengus pelan. "Gue kayak anak tiri di sini," decak Lheo, tak ayal ia kembali melakukan hukumannya dengan perasaan dongkol.

Tinggal sepuluh kali lagi, Lheo berhenti sejenak sembari menyeka keringat. Ia mendongak untuk membiarkan angin menerpa wajahnya, namun tanpa sengaja matanya tertuju ke arah balkon, tempat Aurora berdiri.

"Udah sehat?" gumam Lheo saat melihat Aurora yang tidak selemah tadi malam.

Lheo tersenyum dan melambaikan tangannya yang di balas kerutan di dahi oleh Aurora. Setelahnya Lheo tersenyum kecut saat Aurora memilih masuk hingga Lheo tak dapat melihatnya lagi.

Tiger melihatnya dari awal, kemudian bibirnya tersenyum miring sembari memukul kepala Lheo.

"Satu hal yang tidak bisa hilang dari keturunan Aqtalariq. Bucin. Jika Aqtalariq sudah mencintai seseorang, maka tai ayam pun, di rasa seperti cokelat." Tiger tertawa seraya berdiri. "Selamat menikmati rasanya di cuekin sama orang yang di cintai. Bye, Papi mau manja-manja sama Mommy dulu."

Tiger tertawa mengejek pada Lheo sebelum ngirit ke dalam rumah, meninggalkan Lheo yang kesal setengah  matang.

Lain dengan Lheo, kini Aurora tengah mengambil Sling bag-nya dan menyampirkan di bahu. Ia menatap ke layar hp, membaca pesan masuk dari Alira. Siang ini, Aurora menghubungi Alira untuk menemaninya melakukan sesuatu.

Aliran sesat: gw udah di dpan.

Lo beneran udah sehat kan, smpe mnggil gw keluar? Udah minum obat, atau perlu ke dokter?

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang