Ch. 14

94K 11.3K 485
                                    

"Apa liat-liat? Naksir?"_ Bian Ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa liat-liat? Naksir?"_ Bian Ganteng

*
*

14. Perhatian?


Aurora melangkahkan kakinya menuju kelas. Wajahnya terlihat datar, namun seulas senyum sinis terpatri di bibirnya kala mengingat wajah Catherine di toilet tadi. Nyatanya, keluarga Budiman itu bodoh dan perlu siraman rohani.

Ia melewati koridor, matanya tertuju ke arah langit yang mulai menggelap. Mungkin akan turun hujan.

"Alira?" gumam Aurora dengan alis terangkat sebelah saat melihat siluet Alira yang berdiri di ujung koridor, tepat di depan lab IPA. "Dia ngapain nangkring di situ?"

Karena penasaran, lantas Aurora menghampiri Alira.

"Al-"

"Sstt."

Alira menyuruh Aurora untuk diam, beruntung Aurora langsung paham dan lantas berdiri di sebelah Alira yang ternyata tengah mengintip dua orang remaja yang tengah serius mengobrol.

Alira yang tengah bersedekap dada, lantas menyenggol Aurora yang terdiam sejenak karena sedikit terkejut.

"Wow, ternyata dia terlibat dalam kekacauan ini," ujar Aurora yang di akhiri kekehan sinis. "Pantas aja mereka benci akut sama gue, ternyata ada kompornya toh."

"Perlu gue kasih pelajaran sama dia? Lagian tangan gue masih gatal mau cakar wajah sok polos itu," imbuh Alira menggebu-gebu.

Aurora menggeleng. "No! Untuk membalas titisan Medusa kayak dia, kita perlu sedikit main, namun mampu menumbangkan." Aurora menatap Alira yang tengah menatapnya juga.

Dua Queen Devil itu tersenyum miring. "Jatuhin mentalnya, buat dia kacau sebelum berakhir mengakhiri hidupnya sendiri, right?" Alira mengangkat sebelah alisnya.

Aurora mengacungkan jempolnya. "Mari basmi titisan Medusa kayak dia, biar personil neraka bertambah."

Kedua gadis itu terkekeh sinis sebelum berlalu pergi dari tempat itu, tanpa sepengetahuan dua remaja yang tengah berbicara itu.

Di pertengahan jalan menuju kelas, Aurora tersentak saat merasakan ada yang menarik ujung rambutnya. Tidak sakit, namun ia cukup terkejut dengan hal itu.

Lantas ia berhenti tepat di depan XI IPS 2. Ia berdecak dan menatap ke arah pintu, mendapati seorang cowok yang tengah menyandarkan lengan di ambang pintu, sembari meletakkan tangannya di jidat. Ia pura-pura memejamkan matanya seolah tidak melihat kehadiran Aurora.

 Ia pura-pura memejamkan matanya seolah tidak melihat kehadiran Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang