(STORY KE-4)
"OH MY GOD! GUE UDAH BELA-BELAIN BUNUH DIRI, BUAT GAK NIKAH, INI KENAPA MALAH JADI ISTRI ORANG SIH!! MANA DAPAT SUAMI GAK ADA AKHLAK KAYAK DAJJAL LAGI! LENGKAP SUDAH PENDERITAAN GUE!"
--
Kisah Aurora dan kehidupan barunya.
Ini kisah g...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Bian Ganteng~
Tandai Typo-nya ✍️
13. Perasaan Lheo
Semua pandangan tertuju pada Lheo. Kerutan nampak jelas di dahi penghuni kantin melihat tingkah Lheo yang berjalan menghampiri Aurora.
"Kenapa lo---"
"Ikut gue!"
Aurora tersentak saat Lheo menarik tangannya keluar dari kantin. Aurora terlihat memberontak, namun hal itu terlihat sia-sia karena genggaman tangan Lheo di pergelangan tangannya sangat erat.
"Apa-apaan sih lo!" sentak Aurora saat mereka tiba di taman belakang sekolah. Ia menatap tajam ke arah Lheo yang tengah meraup wajahnya. Cowok itu terlihat kacau.
"Njir kek Zombie lo," ujar Aurora saat melihat wajah Lheo terkena darah dari tangannya.
Aurora juga baru menyadari jika pergelangan tangannya kini berwarna merah karena darah dari luka di tangan Lheo.
"Tangan suci gue kena darah titisan Dajjal, Ya Tuhan." Aurora mengusap pergelangan tangannya dan setelah itu melotot pada Lheo. "Lo ngeselin juga ya. Liat nih, tangan gue jadi kotor."
Lheo menghela napas berat kemudian balik menatap Aurora. "Siniin tangan lo, biar gue bersihin," ujar Lheo membuat Aurora mengerutkan keningnya.
"Gak perlu. Tangan gue terlalu suci buat di sentuh---DEVAN!" Aurora terpekik saat Lheo menarik tangannya dan membersihkan darah di pergelangan tangan dengan kemeja cowok itu.
Aurora tidak tahu sejak kapan Lheo melepaskan kemeja sekolahnya hingga kini cowok itu hanya memakai kaus hitam polos. Dan juga Lheo sangat jarang memakai almamater.
"Udah bersih," ucap Lheo setelah selesai dengan kegiatannya.
Aurora langsung menarik tangan dan menatap kesal pada Lheo. Cewek itu berdecak kasar Sebelum duduk di bangku panjang yang tersedia di bawah pohon beringin.
Sial, tiba-tiba Aurora merinding dibuatnya. Mana sekarang ia tengah bersama titisan Dajjal, lengkap sudah. Pasti kaum seper-setanannya juga sudah ada di sekitar sini.
Heran juga, mengapa bisa ada pohon beringin di halaman sekolah ini, mana di taruh kursi lagi.
"Raa." Panggilan Lheo membuat Aurora tersentak. Cewek itu sedang melamun memikirkan hal gaib, namun suara Lheo mengejutkannya.
"Kenapa lo?" balas Aurora jutek. Ia terlalu malas berhadapan dengan Lheo.
Lheo menghela napas kasar. Perasaannya terlalu cepat tumbuh tanpa bisa Lheo cegah. Lheo sadar bahkan sangat sadar, perubahan Aurora yang mulai menjaga jarak dengannya membuat Lheo seperti kehilangan sesuatu. Kini ia sudah menyadari perasaannya.