Ch. 41

60.9K 8.6K 1.5K
                                    

Haloo apa kabar?

Spam tokoh Aurora Story favorit kalian di sini👉

Ada yang rindu Bian? Buat yang rindu Bian, kalian bisa follow ignya (abian_handsome) hantu itu lagi eksis di sana><
Ohiya gabung GC Aurora Story kuyy dan ketemu sama rpnya:)

Aurora menatap Lheo jengah yang sedari tadi tengah duduk di bangku Alira--tepat di sebelahnya. Cowok itu tak henti-hentinya menatap Aurora dan sesekali terkikik geli.

"Gue tampol ya muka lo!" Aurora memasang ancang-ancang untuk memukul Lheo.

Lheo terkekeh kecil, mengusap pelan kepala Aurora sebelum menumpukan dagunya di tumpuan tangan. Menatap Aurora dengan intens.

"Cantik banget sih istri aku," ujar Lheo, ia menatap penuh wajah Aurora. Kulit putih bagai susu, pipi chubby yang sangat imut, juga tatapan mata tajam dan sinis yang sangat Lheo suka. Arghh! Jangan lupakan senyuman Aurora yang memperlihatkan gummy smile-nya  seperti mau membongkar habis isi hati Lheo saja.

"Jangan mulai," ujar Aurora jengah. Ia mendengus pelan, menatap ke arah penjuru kelas yang masih sunyi.

Hanya ada dua siswa yang duduk di bangku depan pojok dekat pintu masuk, juga satu cowok yang tengah menghapus papan tulis sebagai piket kelas.

Jam masih menunjukkan pukul 06:20 pagi, namun Aurora dan Lheo sudah ada lingkungan sekolah. Jika kalian pikir datang pagi adalah keinginan Aurora, maka kalian salah. Karena semua ini karena Lheo, katanya ia ingin menghabiskan waktu paginya bersama Aurora. Di kelas gadis itu.

"Sebentar malam jalan yuk. Kita ke pasar malam," ajak Lheo.

Aurora menatapnya. "Males. Pergi sendiri atau ajak orang lain aja," ujar Aurora menolak.

Lheo terkekeh. " Tapi aku maksa, gimana dong?" tanya Lheo. "Lagi pula aku maunya pergi sama kamu, bukan sama orang lain."

"Bodoh amat. Gue mager jalan sama lo." Aurora mengedikkan bahunya. Gadis itu lagi pusing memikirkan rencana untuk pergi ke kediaman Khanza, karena rumah itu di jaga ketat oleh orang suruhan Nengsi.

"Yaudah ilangin magernya. Gampang kan?" tanya Lheo lagi.

Aurora menghela napas. Menatap malas pada Lheo. "Gak gitu konsepnya. Lagian gue lagi malas jalan-jalan, mending rebahan di rumah. Simpel, tidak menguras tenaga, isi saku dan yang paling penting sangat menyenangkan."

Lheo mendesah kecewa. Cowok itu mencebikkan bibirnya. "Jadi ajakan Epan di tolak nih?" Kumat, Lheo kumat lagi hingga sekarang berbicara menyebutkan namanya.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang