Ch. 29

74.6K 9.3K 1.9K
                                    

Konfliknya gak berat kok>< sepertinya crta ini akan tamat di part 50💆

Komen 🔨 yok sebelum baca 👉

tandai Typo-nya ✍️ Happy reading 🖤

29. Cowok misterius.

Alira dan Loli di buat cemas karena Aurora belum juga hadir di kelas padahal jam pertama sudah berlangsung.

Namun rasa cemas itu langsung di gantikan raut kesal saat tau jika gadis itu hanya asik di kantin dan mengirim foto pada Alira. Ah Alira rasanya ingin menyentil ginjal sahabat tersayangnya itu.

   Ah Alira rasanya ingin menyentil ginjal sahabat tersayangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My Bastie🧟

|Bolos aja Al, gue tunggu di kantin. Ajak si permen juga.
| Gak usah khawatir, ketinggalan satu mata pelajaran gak bakalan buat otak lo bodoh.

Alira memutar bola matanya malas. Ia mencondongkan tubuhnya dan menepuk pundak Loli yang duduk di bangku depannya.

"Tangan Lira gatel ya, gak bisa diam dari tadi," omel Loli sambil membalikkan tubuhnya.

Alira berdecak. Ia menatap Pak Jamal--guru matematika yang sedang menulis deretan angka yang membuat Alira pusing menatapnya di papan.

Setelah itu Alira beranjak berdiri di sebelah bangku Loli.

"Kita bolos. Gak usah takut, gue tau otak lemot lo gak nyampe kalau pelajaran kayak gini," ujar Alira membuat Loli cemberut. Alira terlalu jujur, pikir Loli.

"Itu pak Jamet loh, Loli takut. Lira tau sendiri galaknya kayak apa," ujar Loli. Ia ikut menyebut Pak Jamal dengan sebutan Jamet karena tampilan poni guru itu. Rambut tipis tapi poni panjang dengan tatanan miring. Yah Loli ikut panggilan Bian.

Alira tersenyum miring. "Gampang itu," ujarnya membuat kening Loli mengerut. Setelahnya cewek Childs itu terpekik saat Alira mencubit perutnya.

"Awhh perut Loli! Lira ih kok cu---"

"Astaga, lo sakit perut? Apa gue bilang jangan banyak makan permen, sakit kan," ujar Alira memotong ucapan Loli.

"Ada apa ini?" Pak Jamal bertanya dengan tajam. Ia tak suka ada keributan di jam pelajarannya.

"Lira nyubit awhh...."

"Pak sepupu saya sakit perut. Saya izin bawa ke UKS ya, takutnya nambah parah," sela Alira lagi membuat Loli menatapnya polos.

"Siapa yang sakit? Loli kan---"

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang