Call me Star ⭐
Happy reading gengss🖤
Jangan lupa Vote dan komen><
----10. Jake Abimanyu
"Lo ada hubungan apa sama, Jake?"
Pertanyaan Lheo membuat Aurora terhenti. Raut gadis itu menjadi datar seketika. Ia kembali berbalik badan, bersandar di ambang pintu sembari bersedekap dada.
Mendengar nama Jake membuat suasana hati Aurora menjadi hancur. Ada satu hal yang Aurora paling benci. Penghianat!
"Kepo lo," ketus Aurora.
Lheo mengepalkan tangannya untuk meredam emosi. Rasa penasarannya terhadap gadis itu menguasai dirinya.
"Tinggal jawab apa susahnya sih?" sentak Lheo kesal.
Gadis itu mengedikkan bahunya. "Mau gue ada hubungan apa sama dia, itu bukan urusan lo," ketus Aurora. Gadis itu berniat pergi meninggalkan Lheo di dapur, namun sebelum itu, dia mengucapkan kalimat lagi.
"Jangan kepo sama kehidupan gue sekarang, Van. Karena gue gak suka. Dan satu lagi, lo nggak terlalu spesial di hidup gue, sehingga gue harus cerita semua hal tentang gue sama lo."
Selepas mengatakan itu, Aurora berlalu pergi. Walaupun jaraknya sudah mulai jauh, Aurora masih mendengar suara geraman Lheo, membuat ia terkekeh sinis.
"Ck! Padahal lo sendiri yang selalu bilang, kalau gue itu spesial dan berarti sama hidup lo." Itu kalimat Lheo yang di akhiri decakan kesal.
Aurora tidak peduli. Karena dia adalah Aurora, bukan si bucin Chalista.
Gadis itu memilih ke kamar Lheo. Ya, awalnya Aurora ingin pisah kamar dengan Lheo, namun hal itu di tentang keras oleh Arin dan Tiger. Bahkan untuk jaga-jaga, mereka mengunci semua kamar kosong yang ada di rumah besar itu, agar Lheo dan dirinya tidak pisah kamar.
Sebelum itu, ia memilih ke kamar mandi untuk mencuci muka, gosok gigi dan cuci kaki. Kebiasaan Aurora, jika tidak cuci kaki sebelum tidur, Aurora tidak nyaman dan akan berakhir mimpi buruk.
Setelah semuanya selesai, ia mengambil selimut di dalam laci ranjang dan tak lupa mengambil bantal. Aurora tentu saja tidur di sofa, itu lebih baik, dari pada ia ngotot tidur di kasur dan malah berakhir cekcok dengan Lheo.
Ia mulai merebahkan tubuhnya, beruntung jika sofa kamar Lheo sangat besar, sehingga membuat ia sedikit nyaman.
Aurora meraih hpnya kala benda itu berbunyi. Ia membuka aplikasi WhatsApp dan melihat pesan yang masuk.
Aliraa: besok ke sklah naik mobil atau pesan taksi online. Gw gk mau liat lo naik motor lagi. Bahaya!
Jgn bandel Ra. Atw mau gw jmput aja?
Jika Alira itu cowok, mungkin Aurora akan baper dengan pesan yang baru di kirim ini. Alira memang perhatian dan baik pada sahabatnya.
Lantas Aurora bergegas membalas pesan dari tunangan Lingga Andromeda itu.
Aurora: gw naik taksi aja, gak ush jmput. kita beda arah.
Selepas mengirim balasan, Aurora menaruh hpnya di atas meja. Gadis itu terdiam dengan pandangan kosong menatap plafon kamar Lheo yang di cat warna abu-abu gelap. Di sudut plafon di hiasi lampu merah menyala, terkesan seperti kamar dukun, pikir Aurora saat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora Story (Tamat)
Teen Fiction(STORY KE-4) "OH MY GOD! GUE UDAH BELA-BELAIN BUNUH DIRI, BUAT GAK NIKAH, INI KENAPA MALAH JADI ISTRI ORANG SIH!! MANA DAPAT SUAMI GAK ADA AKHLAK KAYAK DAJJAL LAGI! LENGKAP SUDAH PENDERITAAN GUE!" -- Kisah Aurora dan kehidupan barunya. Ini kisah g...