Ch. 24

84.4K 9.6K 1.3K
                                        

Hallo masa depannya Younghoon kambek 🤗

Span 🐖 sebelum baca👉

Tandai Typo-nya ✍️

Happy reading.

24. Inti Argos

"ABIAN SATYA RAKSA, liptin gue balikin anjir!"

"YAELAH PELIT AMAT LU NUTELLA!"

"NAMA GUE NUELA BAGONG, BUKAN NUTELLA! LU PIKIR GUE COKELAT HAH?!

"SSB DONG!"

"APAAN TUH SSB?"

"SUKA-SUKA BIAN DONG HAHAHA!"

"ANJENG LO!"

Murid SMA Phoenix hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Bian. Susah menjadi pemandangan biasa di mata mereka dengan tingkah Bian yang abstrud.

Nuela--gadis yang liptinya di ambil Bian itu berhenti sembari menumpu pada lututnya. Ia mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

Bibirnya mencibir kesal pada Bian. Ini bukan pertama kali Bian mengambil liptin perempuan namun sudah berulangkali. Bukan hanya dia saja korban, namun semua murid perempuan di kelas XI IPS 2.

Sedangkan Bian, cowok dengan julukan sunshine Phoenix dan Argos itu telah masuk ke dalam kelas. Ia mengatur napasnya sejenak sebelum mulai membuka penutup liptin dan memakainya di bibir. Hanya tipis saja. Setidaknya bibirnya yang pucat bisa kembali merah.

"Bian!" Suara Nuela kembali terdengar.

Bian menyengir menampilkan lesung pipi yang menambah kesan ketampanannya.

"Tuh! Pelit amat lu jadi cewek," ujar Bian setelah melempar liptin itu kearah Nuela.

Dengan sigap gadis itu menangkapnya dan melotot tajam pada Bian. Sedangkan cowok itu hanya mengedikkan bahunya sembari menyugar rambut.

Ia berjalan ke arah bangkunya, kening Bian mengerut kala melihat wajah dua sahabatnya yang nampak di tekuk.

"Kenapa tu muka? Kusut amat," ujar Bian sembari duduk di meja yang bersebelahan dengan meja Lheo dan Lingga. Memang Lheo dan Lingga duduk satu meja.

"Kepo lo," balas Lheo dingin sembari mengacak rambutnya frustasi.

"Gue tebak, lo habis di depak dari keluarga Aqtalariq kan? Ayo ngaku," tebak Bian asal sembari menunjuk Lheo. "Yakin gue, pasti Papi sama Mommy marah ke lo, karena lebih ngebela si Baby kebanding Aurora?"

Lheo berdecak kasar. "Sok tau lo kek dora," sengit Lheo. Cowok itu dalam mood tidak baik saat pertengkarannya dengan Aurora kemarin. Bahkan ia tidak pulang ke rumah dan memilih menetap di apartemen.

"Dih. Tapi benar kan yang gue bilang? Makannya Yo, di dalam sebuah hubungan, kepercayaan itu nomor satu. Sok-sokan bertingkah layaknya pasangan bucin, tapi baru di tes sama kejadian pasaran kayak kemarin, lo langsung ragu dan parahnya, tingkah lo kemarin kayak nyudutin Aurora." Bian terkekeh kecil. Ia menyugar rambutnya sesaat sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Jangan lihat sesuatu dari satu sudut pandang aja, Yo. Bisa jadi yang lo liat benar, adalah salah. Begitupun sebaliknya."

Lheo menatap Bian tajam sebelum mendengus kasar. "Lo bukan Ustadz, jadi gak usah sok-sokan ceramahi gue," balas Lheo. Ia tambah di buat kesal. Cowok itu memilih menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan yang ia letakkan di belakang kepala.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang