Ch. 42

58.8K 8.1K 970
                                    

Hallo guys? Apa kabar? Hehe maaf ya baru up lagi:)

Sebelumnya terima kasih untuk 800k readernya, seneng bngt, smga tembus M sebelum tamat:v hehhe

Ohiya selamat hari natal dari Star bagi yang merayakan. Marry Christmas🎅❤️

Udah part 42 aja hehe, happy reading guyss🖤

42. Pasar Malam

Malamnya, Aurora di buat menghela napas kasar dengan tingkah Lheo. Cowok itu ternyata sangat keras dan tidak mau di kalah. Lihatlah sekarang, Lheo sibuk mencarikan ia pakaian yang pas untuk pergi ke pasar malam.

Yah, seperti yang ia inginkan tadi pagi, malam ini Lheo kembali memaksa agar mereka berdua pergi bersama.

"Ini cepetan ganti," ujar Lheo setelah memberikan pakaian pada Aurora.

Gadis yang memakai piyama berwarna navy itu mencebikkan bibirnya. Ia menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan posisi tengkurap. "Mager banget, Van. Lo kalau mau pergi, ya pergi sendiri aja. Gak usah ngajak gue," ujar Aurora membuat Lheo ikut mencebikkan bibirnya.

Lheo duduk di sudut ranjang. Tangannya terulur ke arah gadis itu, dan tanpa beban, tubuh Aurora terangkat hingga berakhir duduk menyamping di pangkuannya.

Aurora terpekik. "DEVAN!" pekik Aurora. Lheo terkekeh, ia memperbaiki tatanan rambut Aurora. Wajah gadis itu terlihat sangat menggemaskan di matanya.

"Ganti baju, Ra," suruh Lheo lagi.

"Gak mau Devan," tolak Aurora. Ia berusaha turun dari pangkuan Lheo, namun cowok itu sudah lebih dulu memeluk erat pinggangnya. "Udah ah, lepasin gue. Gue mau tidur."

Lheo menggeleng. "Ganti baju, Sayang." Aurora mendelik pada cowok itu. "Lagian gak lama kok, main bentar di sana terus kita pulang."

"Ck! Lo kayak bocah Van," ujar Aurora malas. Gadis itu terus bergerak untuk keluar dari kukungan Lheo. Tanpa ia sadari, gerakannya itu sudah membangkitkan sesuatu.

"Rora," desis Lheo, saat itu juga Aurora berhenti bergerak dengan mata melotot. Ia menatap Lheo yang tengah memejamkan matanya.

"Van," panggil Aurora pelan. Ia bisa merasakan remasan tangan Lheo di pinggangnya. "Lo gak papa kan?" tanya Aurora memastikan.

Lheo menggeleng. "Aku gak papa," ujar Lheo. "Tapi adik aku yang ada apa-apanya."

Aurora berdehem. "Van, gue mau ke toilet," pinta Aurora. Alarm bahaya berbunyi sebagai isyarat jika ia harus melarikan diri secepat mungkin.

Lheo menatap sayu Aurora. Bibir manis itu menyeringai. Lheo mencengkeram erat pinggang Aurora sedangkan tangan sebelah lagi ia gunakan untuk menangkup wajah gadisnya.

"Gak mau pergi keluar bareng aku hmm?" tanya Lheo pelan.

Aurora terbatuk pelan, sebelum akhirnya menggeleng. "Males Van."

Lheo mengangguk. "Yaudah. Kita main di sini aja, lagian kamu udah bangunin adik aku," ujar Lheo membuat Aurora melotot.

"GAK YA! APAAN SIH AH, MESUM BANGET JADI COWOK. BUKAN SALAH GUE, SALAH ADIK LO ITU MAH, BARU GITU AJA UDAH NGACENG! LEMAH!" Aurora spontan berteriak. Lheo sama Papi Tiger itu sama kalau berbicara tidak di filter dulu.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang