Ch. 21

82.8K 11.2K 2.4K
                                    

Komen NAMA KALIAN sebelum lanjut baca yokk👉

Sebelum lanjut, mau ingatin nama tokoh takutnya kalian udah lupa.

Calvin and Catherine--si kembar, kakak kandung dari Chalista:)

Happy reading 🖤

---

21. Baby mode Babi

Aurora mencuci tangannya sembari bercermin. Ia bercermin bukan untuk memperhatikan penampilannya, melainkan menatap satu bilik bagian ujung yang sedari tadi menjadi titik fokusnya.

Bibirnya menyeringai kala pintu bilik itu terbuka, menampilkan sosok perempuan berponi dengan wajah yang lugu. Ya lugu di mata orang lain, namun bangsat di mata Aurora.

Aurora mengambil tissue untuk mengeringkan tangannya. Ia berbalik dan bersandar di pinggiran wastafel. Aurora bisa menangkap wajah terkejut dari gadis itu saat menyadari kehadirannya.

"Hai muka lapis," sapa Aurora. Bibirnya tersenyum kecil. "Kaget ya dengan kehadiran gue?"

Gadis yang masih terkejut itu langsung tersadar. Ia berdehem pelan dan balik menatap Aurora.

"Siapa juga yang kaget," balas gadis itu cuek. Wajahnya langsung datar. Perubahan mimik wajah yang terbilang cepat.

"Babi, Babi, Babi. Haram!" Aurora tertawa menyeramkan, ia bersedekap dada dan menatap tajam ke arah gadis itu yang tak lain adalah Baby. 

"Nama doang Baby, sikap kek Babi. Ah, enggak deng, Babi masih enak di pandang ke banding lo," sarkas Aurora.

Baby balik menatap Aurora. "Maksud kamu apa bilang kayak gitu?" balas Baby tak terima.

"Maksud gue?" Aurora menunjuk dirinya sendiri. "Ya, maksud gue cuman mau ngomong fakta aja sih. Lo kalau di bandingkan dengan Babi, lebih bermartabat Babi. Seriusan, gue ngomong fakta bukan asal ngoceh aja!"

Tangan Baby terkepal. "Mulut kamu minta di tampar ya?!" kesal Baby. "Jangan main-main sama aku Aurora! Kamu itu gak ada apa-apanya kebanding aku. Aku Ratu-nya Argos, pawang aku banyak termasuk suami kamu!"

Bukannya takut, Aurora malah tertawa lagi. Cewek itu menyugar rambutnya yang tergerai sebelum berjalan mendekati Baby. Tatapan intimidasi ia tujukan pada Baby, membuat gadis itu sedikit gemetar, namun ia tutupi. Baby tak mau terlihat lemah di depan Aurora.
Apalagi sekarang mereka cuman berdua, tidak di tempat umum.

"Ratu-nya Argos hmm?" Kepala Aurora memangut-mangut. Ia berhenti satu langkah di depan Baby yang sudah terpojok di dinding. Aurora memperhatikan penampilan Baby dari atas sampai bawah.

"Argos mungut tai di mana sih? Kepedean banget," ujar Aurora. Ia menatap jijik Baby. "Gak malu ngeklaim diri sendiri sebagai ratu geng terkenal, padahal gak pernah di angkat. Sok-sokan berkuasa dan banggain diri karena banyak pawang. Hadehh, belum juga Geng Argos gue buat nunduk di hadapan gue, dah mampus lo!" lanjut Aurora.

Baby semakin di buat emosi.

"Lo itu cocoknya jadi ratu di kaum muka lapis. Yah, jenis kaum yang halal di bantai." Aurora melanjutkan ucapannya.

"Jaga ucapan kamu, atau aku bakalan buat kamu nangis karena berani sama aku! Jangan lupa, kalau aku sahabat tersayang suami kamu, aku yakin kamu bakalan dapat tindakan kasar lagi dari Lheo! Bukan hanya Lheo, tapi geng Argos dan juga ... Kakak kamu," ujar Baby, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi di depan Aurora.

Aurora memasang wajah sok ketakutan. "Ihhh atut," cibir Aurora. Tangannya terangkat dan telunjuknya bergerak di depan wajah Baby.

"Muka lo ada berapa lapis sih? Review ke gue dong. Selusin ada gak? Atau lebih dari selusin? Wow, gak berat bawa muka sebanyak itu?" Aurora masih terus mengatai Baby.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang