Guys sebelum lanjut, aku mau kasih info mengenai kisah Alira-Lingga-Rayyan.
Jadi, kisah mereka akan aku skip di beberapa bagian. Kenapa? Karena mereka punya kisah tersendiri yang akan aku buat setelah Aurora.
Jadi maaf banget ya kalau kalian kecewa. Aku buat gini, karena mau fokus ke konflik Aurora dan klimaks Aurora biar cepat.
Aku gak mau kisah mereka lebih menonjol kebanding kisah pemeran utama:v jadi harap terima keputusan aku ya<3
Dan bagian kemarin itu adalah konflik awal dari kisah mereka:) Ohiya ada yang bisa buat cover gak? Yok buatin aku yg gratis༎ຶ‿༎ຶ(hei aku kaum gratisan)
Okeyy Happy Reading and tandai Typo-nya ✍️
---
34. Part Tiga puluh empat.
Aurora menelungkupkan kepalanya di atas meja kelas. Gadis itu menghela napas sejenak sebelum notifikasi ponsel membuat ia mengambil hpnya dengan malas di dalam laci.
Devaanj-: kt plng brg, aku jmput d kls, kita ke markas dulu nnti.
Aurora menghela napas lagi dan menyimpan ponselnya. Ia mendongak, menatap keadaan kelas yang sunyi. Loli dan Alira tidak ada di sini.
Loli di kantin bersama Bian dan Jeje, sedangkan Alira sedang berurusan dengan Lingga mengenai kejadian bar-bar yang melibatkan anak ustadz bernama Rayyan El-Fatih itu.
"Aurora." Panggilan itu membuat Aurora menatapnya.
Ia berdecih saat melihat siapa yang memanggilnya. "Perlu apa?" tanya Aurora ketus pada Baby.
Baby menatapnya tajam. "Kamu jauh-jauh dari Lheo dong. Gara-gara kehadiran kamu, sekarang Lheo mulai acuh sama aku," ujar Baby tak tau diri.
Beruntung keadaan kelas sekarang sangat sunyi karena kelas mereka kembali free dan murid lain memutuskan untuk menghabiskan waktu di luar kelas, jadi hal ini di gunakan Baby untuk membuka topengnya.
"Pelakor nyuruh istri sah buat jauhin suaminya sendiri? Wow!" Aurora bertepuk tangan, menatap makhluk tidak tahu diri di depannya dengan penuh ejekan.
"Aku sahabat Lheo! Lheo milik aku. Dan bilang juga sama temen bitch kamu yang satu itu buat jauhin Lingga juga. Kalian berdua itu gak pantas bersanding dengan Lheo dan Lingga! Mereka terlalu berkualitas buat sampah murahan seperti kalian!" ujar Baby lagi.
Aurora menggelengkan kepalanya. "Ya Tuhan, ini makhluk model apaan sih? Murah banget jadi orang." Gadis itu menyugar rambutnya yang tergerai sebelum bersedekap dada, menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menatap Baby mengejek.
"Ucapan lo kebalik By. Yang ada, gue dan Alira terlalu berkualitas buat Devan dan Lingga. Satu hal yang perlu lo tau, walaupun lo ambil Devan ataupun Lingga, itu gak akan berpengaruh. Hei, gue dan Alira ibarat berlian berkelas, banyak yang rebutan buat dapatin gue dan Alira walaupun kita cuman diam di tempat dan gak ngapa-ngapain."
Aurora mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Baby yang berdiri di samping mejanya. "Beda sama lo, sampah murahan yang berlagak bak berlian. Malu-maluin tau gak! Bahkan kata sampah aja masih kurang buat jabarin diri lo!"
Baby mengepalkan tangannya kesal. "Kamu bakalan hancur Aurora! Mereka, Lheo, Lingga, Keluarga kamu dan juga Geng Argos bakalan takluk di bawah kendali aku! Dan kamu! Kamu bakalan jadi manusia paling menyedihkan di dunia ini. Bahkan untuk hirup udara aja, kamu gak bakalan mampu."
"Lo nantangin gue?" Aurora mengangkat sebelah alisnya. "Bahkan sebelum lo berfikir buat hancurin gue, lo udah hancur duluan Babi!"
"Kita liat aja nanti!" Baby tersenyum smirk. Ia menumpukan tangannya di pinggiran meja dan mencondongkan tubuhnya ke arah Aurora. "Kita mulai dari keluarga Budiman. Kamu tahu, dua minggu lagi pernikahan Papa kamu dengan tante aku, dan kamu pasti tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka bakalan ada di bawah kendali aku Chalista Aurora."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora Story (Tamat)
Teen Fiction(STORY KE-4) "OH MY GOD! GUE UDAH BELA-BELAIN BUNUH DIRI, BUAT GAK NIKAH, INI KENAPA MALAH JADI ISTRI ORANG SIH!! MANA DAPAT SUAMI GAK ADA AKHLAK KAYAK DAJJAL LAGI! LENGKAP SUDAH PENDERITAAN GUE!" -- Kisah Aurora dan kehidupan barunya. Ini kisah g...