Ch. 18

91.7K 12.1K 2.8K
                                        

Apa kabar manusia halu? Haha canda gengss><

Jalur mana nih, smpe nemu crta ini?

Happy reading ya, jangan lupa Vote dan komennya 🖤

Tandai Typo-nya ✍️

PANGGIL AKU STAR YA, JANGAN THOR ATAU AUTHOR, AKU GK SUKA AJA HEHE:)

---

18. Surat izin jadi pembinor?

Dengan langkah lebar Lheo berjalan menuju kantin. Bibirnya menipis menahan kesal. Di belakangnya ada Lingga berjalan bersisian dengan Baby, dan di paling belakang lagi ada Alan, Bian dan Jeje yang setia menggandeng tangan Bian. Mereka saling menatap dengan alis terpaut.

"Si bos kenawhy?" Bian bertanya. Bingung dengan tingkah sahabatnya.

"Gak tau gue," balas Alan, Jeje ikut mengangguk. Cowok yang memakai bando warna pink itu ikut bingung.

"Lapar kali si Bos," celetuk Jeje. Ia menoleh pada Bian. "Aaa inces juga udah lapar nih sama anak Inces juga. Ayo buruan Mas, anak dan Istrimu butuh asupan." Jeje berujar dramatis.

Alan bergidik, makhluk berbatang itu membuat ia merinding. "Sialan kalian, ngeri gue dengernya." Alan mengusap lengannya yang tiba-tiba merinding. "Awas ya sampe kebablasan beneran saling suka, gue gorok lo bedua. Baru ini gue udah jijay," lanjut Alan.

Bian tertawa. Karena posisinya di tengah, ia menggandeng bahu Alan, sedangkan Jeje--si cowok ganteng namun sayangnya bersikap banci itu masih setia melingkarkan tangannya di lengan Bian.

"Tenang Beb, Aa gak bakalan kebablasan kok," ujar Bian, ia mengedipkan sebelah matanya membuat Alan dengan spontan mendorong Bian.

Karena tak siap, lantas Bian dan Jeje tersungkur ke lantai. Sedangkan Alan sudah ngirit sembari misuh-misuh. Geli sekali mendengarnya.

"Aduhh sakit pantat semok Inces." Jeje meringis.  Kemudian Laki-laki itu mulai dramatis memegang perutnya. "Aduhh anak Inces gak papa kan? Ya Allah, kalau inces keguguran, inces lempar ke kerumunan Tante girang tuh si Alan!" ujarnya menggebu-gebu.

Bian menoleh. Ia juga sedikit meringis karena pantatnya mencium lantai. Sial! Pantat perawan Bian sudah di nodai oleh lantai. Oke semakin ngaur saja.

"Anak lo berkembang biak di mana?" tanya Bian. Alisnya terpaut.

Jeje berdiri, tak lupa menarik Bian agar berdiri juga. Walaupun berperilaku perempuan, jangan kira-kira jika kekuatan Lakik Jeje sungguh kental. Hanya di tarik saja, Bian sudah langsung berdiri tegak.

"Anak Inces berkembang biak di lambung."

"Ngaco lo!" Bian tertawa, kemudian dua cowok itu kembali saling merangkul menuju kantin.

Lain dengan mereka, kini Baby terlihat tengah menatap heran ke arah Lheo.

"Lingga, Lheo kenapa?" tanya Baby pada Lingga. "Tumben kok gak nyapa aku. Aku ada salah ya sama Lheo, sampe dia marah?"

Lingga menoleh dan menggeleng. "Lheo gak marah sama lo. Cuman lagi kesel karena gak liat bini-nya aja," balas Lingga seadanya. Ia menepuk rambut Baby pelan sebelum tangannya kembali masuk ke dalam saku.

Aurora Story (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang